Angka itu jauh menurun dibanding data yang dilansir sebulan sebelumnya. Pada 18 November lalu, Perry mengungkapkan posisi SRBI oleh asing mencapai Rp250,18 triliun.
Artinya, dalam hampir satu bulan, kepemilikan asing di SRBI melorot Rp16,33 triliun. Porsi kepemilikan pun akhirnya ikut turun yaitu dari sebesar 25,82% menjadi tinggal 24,86%.
Sedangkan bila menghitung selama kuartal IV-2024 sampai data terakhir dilansir, asing membukukan outflow dari SRBI sebesar US$1,3 miliar atau sekitar Rp20,86 triliun quarter-to-date.
Perry bilang, implementasi primary dealer utama sejak Mei lalu semakin meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan transaksi repo antar pelaku pasar.
"Ke depan BI optimalkan instrumen pro market dari sisi volume daya tarik imbal hasil guna meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter mempercepat pendalaman pasar uang dan pasar valas mendorong aliran masuk portofolio asing," kata Perry.
Penurunan minat asing tersebut terjadi ketika tingkat bunga SRBI terus meningkat.
Perry menyebut, bunga SRBI untuk tenor 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan sesuai data 13 Desember, mencapai masing-masing 7,14%, lalu 7,17% dan 7,24%.
(rui)