Logo Bloomberg Technoz

Baik Assad maupun ayahnya, Hafez al-Assad, yang memerintah hingga tahun 2000, telah lama dituduh oleh warga Suriah, kelompok hak asasi manusia, dan pemerintah asing melakukan pembunuhan di luar hukum, termasuk eksekusi massal di sistem penjara yang terkenal kejam.

Assad sendiri terus membantah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan menggambarkan para pengkritiknya sebagai ekstremis.

Keterlibatan Otoritas Suriah

Moustafa mengungkapkan bahwa cabang intelijen angkatan udara Suriah bertanggung jawab atas pengelolaan jasad-jasad tersebut. Korban yang tewas akibat penyiksaan di rumah sakit militer akan dikirim ke cabang-cabang intelijen sebelum akhirnya dipindahkan ke lokasi kuburan massal.

"Jasad juga diangkut ke lokasi tersebut oleh kantor pemakaman kota Damaskus, yang personelnya membantu menurunkan mayat-mayat dari truk trailer berpendingin," jelas Moustafa.

Organisasinya telah berbicara dengan para pengemudi buldoser yang dipaksa menggali kuburan, bahkan sering kali diperintahkan untuk "memadatkan jasad agar muat lebih banyak, lalu menutupnya dengan tanah," tambahnya.

Perlunya Pelestarian Bukti

Moustafa mengkhawatirkan kurangnya keamanan di lokasi kuburan massal tersebut. Ia menekankan pentingnya melindungi area tersebut agar bukti kejahatan dapat dijaga untuk investigasi di masa depan.

Moustafa berbicara setelah diwawancarai di al-Qutayfah oleh Channel 4 News Inggris untuk laporan terkait dugaan kuburan massal di sana.

Dia menambahkan bahwa beberapa pihak yang terlibat dalam pengelolaan kuburan massal ini telah berhasil melarikan diri dari Suriah, sebagian dengan bantuan organisasinya.

Sementara itu, Duta Besar Suriah untuk PBB, Koussay Aldahhak, belum memberikan komentar. Aldahhak, yang menjabat sejak Januari saat Assad masih berkuasa, pekan lalu menyatakan bahwa dirinya masih menunggu arahan dari otoritas baru.

(del)

No more pages