Sedangkan di pasar surat utang negara, pergerakan yield cenderung bervariasi. Data realtime Bloomberg menunjukkan, yield SBN-1Y ada di 6,74%, sedangkan tenor 2Y sedikit turun ke 7,00%. Tenor 5Y masih naik ke 6,96%, sementara 10Y sedikit turun ke 7,06%. Sedangkan tenor lebih panjang 20Y kini sudah di 7,15%.
Secara teknikal rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan menuju area Rp16.090 hingga Rp16.100/US$, dengan support terkuat rupiah ada di Rp16.150/US$ sekaligus support psikologis.
Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance potensial pada level Rp16.040/US$. Kemudian, target penguatan optimis lanjutan untuk dapat kembali menguat ke level Rp16.000/US$.
Selama rupiah bertengger di atas Rp16.100/US$ usai tertekan, maka ada potensi untuk lanjut melemah dalam tren jangka menengah (Mid-term) ke Rp16.190 hingga Rp16.200/US$.
Sebaliknya, apabila terjadi penguatan hingga Rp15.980/US$ rupiah berpotensi terus menguat hingga Rp15.950 sampai dengan Rp15.900/US$.
Perhatian pelaku pasar hari ini akan tertuju ke Thamrin di mana kantor pusat Bank Indonesia berada. Gubernur Perry Warjiyo dan anggota Dewan Gubernur BI lain yang sudah menggelar pertemuan sejak kemarin, akan mengumumkan hasil RDG, siang nanti.
Rupiah yang rentan akibat dolar yang makin digdaya, mengekang tangan bank sentral untuk melanjutkan pelonggaran. Rapat Dewan Gubernur BI yang digelar sejak kemarin dan dijadwalkan akan mengumumkan keputusan siang nanti, diperkirakan akan menghasilkan vonis 'tahan' untuk BI rate di level 6%.
Mengacu konsensus yang dihelat oleh Bloomberg, sebanyak 15 dari 27 ekonom yang disurvei, memperkirakan BI rate tetap di 6%. Namun, 12 orang di antaranya masih memperkirakan BI rate berpeluang dipangkas 25 bps jadi 5,75%.
“Dengan mata uang yang saat ini berada di bawah tekanan yang sangat besar sehingga pejabat bank sentral menggambarkan intervensi pasar mereka sebagai tindakan yang 'cukup berani', kami ragu akan ada cukup kenyamanan untuk penurunan suku bunga sebesar 25 bps bahkan jika The Fed melakukan pelonggaran,” tulis ekonom Barclays Plc, Brian Tan. dalam sebuah catatan, dilansir dari Bloomberg.
Rupiah telah melemah lebih dari 5% terhadap the greenback sepanjang kuartal ini.
BI sejauh ini terus mengandalkan triple intervention yakni di pasar spot, pasar forward domestik serta pasar Surat Berharga Negara (SBN), selain terus mengerek bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) hingga di atas 7% saat ini.
(rui)