“Kami akan memberi informasi kepada para pemangku kepentingan pada waktu yang tepat,” kata Honda dalam pernyataannya.
Saham ADR Honda dan Nissan melonjak setelah laporan ini beredar. Saham Nissan naik 11%, sementara Honda menguat 0,9% dalam perdagangan di New York.
Menghadapi Tesla
Nikkei melaporkan bahwa kedua perusahaan berencana menandatangani nota kesepahaman untuk mendiskusikan pembentukan holding company dengan kepemilikan saham bersama. Langkah ini bertujuan memperkuat posisi mereka dalam bersaing dengan produsen mobil listrik seperti Tesla Inc dan produsen mobil asal China.
Selain itu, merger ini memungkinkan Honda dan Nissan bersaing lebih baik dengan Toyota, produsen mobil terbesar di dunia. Toyota telah membangun aliansi strategis dengan Subaru Corp, Suzuki Motor Corp, dan Mazda Motor Corp, yang diperkuat oleh peringkat kredit unggul.
Secara global, penjualan gabungan Honda, Nissan, dan Mitsubishi mencapai 4 juta unit dalam enam bulan pertama tahun ini, masih jauh di bawah penjualan Toyota sebesar 5,2 juta unit.
“Jika merger ini mencakup Mitsubishi Motors seperti yang dilaporkan Nikkei, grup ini akan menjual 6,7 juta unit kendaraan, lebih besar dari General Motors tetapi masih di bawah Hyundai. Ini juga memunculkan pertanyaan terkait strategi aliansi Nissan-Renault,” kata Joel Levington, Direktur Riset Kredit dari Bloomberg Intelligence.
Valuasi Honda tercatat 6,8 triliun yen (sekitar Rp708 triliun) pada penutupan perdagangan di Tokyo, Selasa (17/12/2024), jauh di atas kapitalisasi pasar Nissan sebesar 1,3 triliun yen. Namun, jika digabungkan, valuasi mereka tetap jauh lebih kecil dibandingkan Toyota yang mencapai 42,2 triliun yen.
Honda diketahui kesulitan mengejar pesaing dengan modal lebih besar untuk berinvestasi dalam teknologi baru. Saat ini, Honda fokus pada pengembangan mobil hybrid meskipun terus berinvestasi miliaran dolar untuk produksi kendaraan listrik.
Kemitraan jangka panjang Honda dengan GM pun kian melemah. Terbaru, kerja sama mereka dalam teknologi mobil otonom resmi berakhir awal bulan ini. Di sisi lain, GM semakin memperkuat relasi dengan Hyundai Motor Co dari Korea Selatan.
Nissan dan Aliansi Renault
Nissan telah mulai memutus sebagian kemitraannya dengan Renault, aliansi yang berlangsung selama 25 tahun. Perselisihan internal dan kecurigaan yang meningkat selama bertahun-tahun memuncak ketika mantan ketua Carlos Ghosn mempertimbangkan merger, yang akhirnya turut memicu kejatuhannya.
Ghosn, yang kini tengah menggugat Nissan atas pemecatannya pada 2018, sempat memperingatkan adanya “pengambilalihan terselubung” oleh Honda dalam wawancara Agustus lalu dengan Automotive News.
Nissan juga tengah menjalankan restrukturisasi untuk mengatasi stagnasi pendapatan dan penurunan laba. Perusahaan ini berada di bawah tekanan dari pemegang saham aktivis dan terbebani utang besar, memicu spekulasi mengenai peringkat investasi di pasar kredit.
Laporan ini muncul setelah Financial Times bulan lalu menyebut Nissan sedang mencari investor pengganti sebagian saham Renault, dan tidak menutup kemungkinan Honda akan membeli sebagian saham tersebut.
(bbn)