CEO Bank of America Corp, Brian Moynihan, memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga hingga ke level 3,75% — atau tiga kali pemangkasan lagi dari level saat ini.
“Mereka harus menurunkannya sedikit, tetapi harus lebih berhati-hati karena ekonomi lebih kuat dari perkiraan tiga atau enam bulan lalu, meskipun masih ada potensi kelemahan,” ujar Moynihan dalam wawancara dengan Bloomberg Television. “Kita bahkan belum membicarakan faktor global yang bisa berdampak, bukan hanya tarif, tetapi juga perang.”
Di sisi lain, Chris Larkin, Managing Director Trading dan Investasi E*Trade dari Morgan Stanley, menyebut data ekonomi yang kuat seperti penjualan ritel bisa memperkuat argumen bagi The Fed untuk menahan kebijakan pemangkasan suku bunga pada Januari.
Terlepas dari keputusan suku bunga besok, pergerakan saham dan obligasi akan ditentukan oleh pernyataan The Fed terkait proyeksi pemangkasan suku bunga di 2025, tulis Tom Essaye, Presiden dan Pendiri Sevens Report sekaligus mantan trader Merrill Lynch.
Mata Uang dan Kebijakan Bank Sentral
Di Kanada, inflasi turun di bawah target bank sentral untuk kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir. Data ini memberi kepercayaan pada bank sentral Kanada atau Bank of Canada bahwa pemangkasan suku bunga cepat tidak menggagalkan upaya mencapai target inflasi 2%. Namun, ketegangan politik yang berlarut-larut mendorong mata uang dolar Kanada ke level terendah sejak era pandemi Covid-19.
Di Brasil, kekhawatiran terhadap utang dan defisit yang membengkak mendorong real ke level terendah sepanjang masa. Untuk menahan pelemahan mata uangnya, bank sentral Brasil menjual lebih dari US$3 miliar di pasar lokal melalui lelang berturut-turut — intervensi keempat dalam tiga hari terakhir.
Sementara itu, bank sentral Chile memotong suku bunga sebesar 25 basis poin untuk pertemuan ketiga berturut-turut.
Di Inggris, perhatian kini tertuju pada data inflasi November yang akan dirilis Rabu. Pasar uang memangkas peluang pemangkasan suku bunga bank sentral Inggris atau Bank of England untuk ketiga kalinya tahun depan menjadi 25%, turun dari 90% pada Senin. Imbal hasil obligasi pemerintah Inggris (gilt) naik.
Sebelumnya, indeks mata uang Asia jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua tahun akibat pesimisme terhadap prospek ekonomi China dan ekspektasi bahwa kebijakan Trump akan memperkuat dolar AS.
Di antara mata uang utama lainnya, yen berhasil mengakhiri tren pelemahan selama enam hari. Penurunan cepat yen dalam sepekan terakhir memicu peringatan dari para analis bahwa pelemahan lebih lanjut bisa mendorong intervensi verbal dari otoritas Jepang dan meningkatkan tekanan pada bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ) untuk menaikkan suku bunga.
Sementara itu, harga minyak turun untuk hari kedua berturut-turut setelah data ekonomi China menimbulkan kekhawatiran terhadap permintaan global dan pasar saham ikut melemah.
(bbn)