Berdasarkan data HSBC Holdings Plc., investor mulai menarik pendanaan dan mengalihkannya ke bursa-bursa utama di Asia seperti Taiwan dan Hong Kong sejak awal November 2022. Menurut data Bloomberg, para investor asing telah menjual saham Indonesia sebesar US$ 1,3 miliar yang tercatat sebagai nominal terbesar sejak November 2017.
Pada perdagangan hari ini, jual bersih (net sell) investor asing di pasaer saham domestik mencapai Rp 516,74 miliar.
Lebih lanjut, BNP Paribas SA menurunkan rating ekonomi Asia Tenggara dari kategori overweight ke kategori netral bulan lalu, serta membatasi pilihan di sektor konsumen dan batu bara dan menambah beberapa perusahaan rantai pasok kendaraan elektrik. Di sisi lain, BNP Paribas SA menaikan status China dari kategori netral ke overweight dengan adanya kemungkinan masuknya dana ke Asia Utara, terutama pada saham-saham internet, e-commerce, dan baterai kendaraan elektrik.
Saham-saham di China dan Hong Kong juga mulai menguat sejak awal tahun menyusul dikeluarkannya kebijakan-kebijakan yang ramah pasar dan ekspektasi pengalihan dana dari pasar yang lebih mahal seperti India dan Indonesia. Selain itu, kondisi pasar China dan Korea juga diuntungkan dengan terpuruknya industri semi konduktor yang meningkatkan prospek pendapatan domestik.
Meskipun demikian, Andre Benas, Kepala Riset BCA Sekuritas, memproyeksikan, “fundamental pasar Indonesia akan tetap kuat namun pasar negara-negara Asia lainnya kemungkinan lebih menarik investor karena valuasi yang lebih murah dengan pendapatan per saham yang lebih tinggi.”
(tar)