Logo Bloomberg Technoz

Para ekonom dan pemerintah negara lain sejak lama menginginkan para pejabat pemerintah menyeimbangkan kembali perekonomian dua jalur China. Dalam perekononmian ini peningkatan besar ekspor membuat China mencatatkan surplus perdagangan terbesar sementara permintaan dalam negeri menurun

Ekonomi dua jalur China. (Sumber: Bloomberg)

Tetapi langkah-langkah belakangan ini memperlihatkan bahwa tidak akan ada langkah radikal yang diyakini para analis harus diambil untuk mengatasi deflasi dan menyelamatkan pasar properti.

Tingkat bunga obligasi yang rendah mengindikasikan tantangan besar yang dihadapi oleh pembuat kebijakan dalam membangung kembali kepercayaan yang sangat fundamental dalam belanja konsumen.

Meskipun pada Senin (16/12/2024) para pejabat bertekad untuk meningkatkan dana untuk program subsidi barang konsumsi secara signifikan, sejauh ini dorongan tersebut hanya berdampak terbatas karena konsumen terus menabung dana mereka di tengah pelemahan pasar tenaga kerja.

Parta Komunis yang berkuasa menghadapi "pertempuran yang sangat panjang" untuk memicu kembali ekonomi, kata Robin Xing, kepala ekonom Morgan Stanley.

"Tahun 2025 akan menjadi tahun mencoba," tambah Xing.

"Mereka akan mencoba banyak hal - melihat apakah itu cukup dan terus mencoba lagi," kata Xing.

"Mungkin tahun 2026 mereka akhirnya akan menemukan dosis kebijakan yang tepat - kombinasi antara konsumsi- stimulus sentris ditambah reformasi jaring keamanan sosial."

Dorongan terhadap permintaan domestik masih belum mewakili poros fundamental dari strategi besar Presiden Xi Jinping terkait manufaktur berteknologi tinggi untuk mendorong ekonoi terbesar kedua di dunia itu.

Meningkatkan konsumsi China akan melindungi sektor manufaktur penting negara itu jika perang daganga dengan Donald Trump menutup akses China ke pasar internasional.

Langkah stimulus Beijing berikut akan diumumkan secepatnya minggu ini. Sementara itu, penurunan bunga yang diperkirakan dilakukan oleh The Fed pada Rabu (18/2024) akan menciptakan ruang untuk pengendoran oleh bank sentral China.

Pendekatan Rendah

Beijing hanya akan mengungkap peta jalan ekonomi 2025 pada pertemuan tahunan parlemen pada bulan Maret mendatang. Peta jalan ini akan membeberkan target pertumbuhan dan defisit fiskal China. Oleh karena itu, penambahan belanja pemerintah kemungkinan besar tidak akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan.

Pandangan dari media corong Partai Komunis, Harian Rakyat, menyebut bahwa tujuan ekonomi memainkan peran pemandu yang kuat. "Mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi di titik tertentu sangat penting untuk mengatasi berbagai kontradiksi dan masalah dalam pembangunan," tulis artikel yang terbit tanggal 17 Desember 2024 itu.

Perdana Menteri China Li Qiang meminta para pejabat untuk melaksanakan tugas-tugas ekonomi penting untuk tahun depan "secepat mungkin."

Dewan Negara, kabinet China, juga berencana memperbaiki pengelolaan obligasi khusus pemerintah daerah.

Perkiraan dari UBS Group AG dan BNP Paribas SA menyebutkan bahwa peningkatan stimulus fiskal secara keseluruhan - termasuk defisit lebih tinggi dan obligasi pemerintah yang tidak termasuk di dalamnya - setara dengan 2% PDB China.

Meski angkat itu naik dari Kementerian Keuangan yang biasanya sangat berhati-hati, paket stimulus ini masih rendah di tingkat global. Amerika Serikat, misalnya, menambah defisit anggaran lebih dari 13% dari PDB dalam satu tahun di awal pandemi Covid.

Perhitungan Bloomberg atas data resmi yang diumumkan Senin memperlihatkan bahwa belanja fiskal China secara keseluruhan hanya naik 1,4% dalam 11 bulan tahun ini dibanding tahun lalu.

Angka ini hanya meberi dorongan kecil pada perekonomian dan kurang dari rencana belanja sebesar 8% dalam pengumuman anggaran Maret lalu.

Stimulus fiskal China. (Sumber: Bloomberg)

Demikian juga dengan suku bunga, meski renana pemotongan sebesar 40-60 basis poin tahun depan merupakan langkah besar bagi Bank Rakyat China, angka itu jauh dari keputusan The Fed memotong suku bunga sebesar 150 basis poin ketika terjadi pandemi Covid - atau keputusan untuk menetapkan suku bungan mendekati nol dari 4,5 persen dalam satu tahun ketika terjadi Krisis Finansial Global 2008.

Peneliti badan pemerintah China mengatakan bahwa pihak berwenang harus berkomitmen mencapai inflasi 2% dan meningkatkan belanja publik hingga tujuan itu tercapai.

"Rumah tangga pun akan meningkatkan konsumsi karena mereka memperkirakan gaji mereka akan naik," kata Liu Lei dari Institusi Nasional untuk Keuangan dan Pembangunan di Beijing.

"Masalahnya sekarang tidak ada target seperti itu," kata Lie. "Jadi semua program hanya seperti subsidi pengganti yang berdampak sementara karena warga menahan belanja mereka dengan ketat."

Target inflasi parlemen China sebesar 3% lebih dipandang sebagai batas atas bukannya satu pembatas dan indeks harga konsumen (IHK) pun berkisar sedikit di atas nol dalam dua tahun terakhir.

PDB China. (Sumber: Bloomberg)

China mengambil pendekatan konservatif terhadap stimulus sejak pandemi Covid, di mana para pemimpin mengorbankan sebagian pertumbuhan jangka panjang untuk mengalihkan ekonomi dari properti ke sektor-sektor baru. Namun, sektor-sektor baru ini - kendaraan listrik hingga cip komputer canggih - masih belum tumbuh cukup besar untuk bisa menggantikan sektor perumahan yang terus berkurang.

"Sejak lama para pembuat kebijakan berharap bisa memanfaatkan kebijakan industrialisme dalam mendukung pertumbuhan ekonomi jangka pendek. Tapi itu tidak berhasil," kata Christopher Beddor, dari Gavekal Dragonomics di Hong Kong.

"Jadi sekarang mereka kembali ke instrumen fiskal dan moneter tradisional," tambah Beddor.

Kompetisi Global

Beddor menambahkan bahwa para pembuat kebijakan mengisyaratkan postur yang lebih merangsang ini akan terus diterapkan, meski di saat bersamaan tetap menerapkan kebijakan industrial jangka panjang.

Hal ini terlihat dalam konferensi ekonomi tahunan minggu lalu yang mengusung tema "Memimpin pengembangan kekuatan produktif baru dengan inovasi teknologi" sebagai prioritas kedua setelah upaya mendorong permintaan domestik.

Slogan yang diusung Presiden Xi ini mendorong agar sektor industri menggunakan teknologi canggih dengan produktifitas tinggi untuk memicu pertumbuhan.

Suku bunga PBOC. (Sumber: Bloomberg)

Konferensi itu juga "berjanji untuk mengkoordinasikan permintaan dan penawaran, keluar dari model kebijakan permintaan sentris tapi tidak sepenuhnya bergerak ke mode penawaran," kata catatan para ekonom Citigroup Inc.

Jika kebijakan untuk mendoron gkonsumsi hanya memiliki dampak kecil, investasi akan tetap menjadi alat penting bagi Beijing untuk mencapai target pertumbuhan.

Di sektor investasi ini, manufaktur tumbuh lebih cepat dari sektor infrastuktur dalam satu tahun belakangan sementara sektor properti masih ters turun.

China memiliki "ruang besar" untuk investasi, yang merupakan komponen penting dalam permintaan domestik," tulis Kantor Berita Xinhua, Senin (16/12/2024), mengutip satu pejabat dari Komisi Pusat Bisang Keuangan dan Ekonomi Partai Komunis.

"Mereka akan terus menambah kapasitas manufaktur. Saya ragu itu akan ebrubah karena investasi di sektor manufaktur masih merupakan sumber utama pertumbuhan China," kata Alicia Garcia Herrero dari Natixis. "Konsumsi tidak bisa tiba-tiba melakukannya."

(bbn)

No more pages