Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah pada perdagangan siang ini. Rupiah juga menjadi salah satu mata uang terlemah di Asia.
Pada Selasa (17/12/2024) pukul 13:20 WIB, US$ 1 dihargai Rp 16.055 di perdagangan pasar spot. Mata uang Tanah Air terdepresiasi 0,33% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Tidak hanya rupiah, berbagai mata uang utama Asia lainnya pun tidak berdaya di hadapan dolar AS, Yuan China, won Korea Selatan, baht Thailand, dolar Singapura, dan peso Filipina melemah masing-masing 0,01%, 0,09%, 0,43%, 0,12% dan 0,02%.
Jadi pelemahan rupiah hanya lebih baik ketimbang baht. Rupiah pun menjadi mata uang terlemah kedua di Asia.
Apa boleh buat, dolar AS memang terlalu kuat. Pada pukul 13:32 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menguat 0,15% ke 106,97.
Dolar AS tetap perkasa meski bank sentral Federal Reserve kemungkinan besar bakal menurunkan suku bunga acuan pekan ini. Mengutip CME FedWatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25-4,5% dalam rapat 18 Desember mencapai 95,4%.
Namun, sepertinya penurunan suku bunga acuan ini sudah masuk hitungan pasar. Sudah priced in. Oleh karena itu, dolar AS masih bisa berjaya meski dibayangi prospek penurunan suku bunga.
(aji)