Target Prabowo Soal Listrik Bersih 75 GW pada 2040 Rawan Gagal
Mis Fransiska Dewi
17 December 2024 10:40
![Pekerja mengecek panel surya atas gedung milik Krakatau Chandra Energi di Cilegon, Banten, Selasa (19/11/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)](https://images.bloombergtechnoz.com/data/2024/11/image-20241121073423.jpeg)
Bloomberg Technoz, Jakarta – Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) memperingatkan Indonesia rawan gagal mencapai bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 75 gigawatt (GW) dalam pengadaan listrik nasional pada 2040, sebagaimana ditargetkan Presiden Prabowo Subianto.
Lembaga riset tersebut menemukan sebagian besar proyek EBT di dalam negeri ternyata belum mencapai tahap kontrak jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA), meski sudah dilelang sejak dua tahun lalu.
Pengadaan proyek energi terbarukan dinilai lambat jika menilik target penambahan energi terbarukan 21 gigawatt (GW) dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021—2030, ditambah ambisi 75 GW pada 2040 yang telah diumumkan dalam COP 29.
Analis Keuangan Energi IEEFA Mutya Yustika menuturkan proses pengadaan energi terbarukan PLN berjalan lambat dari yang diperkirakan, meski telah menargetkan peningkatan kapasitas secara signifikan.
Dari target 21 GW dalam RUPTL, PLN seharusnya menambah kapasitas energi terbarukan rata-rata 2,1 GW/tahun. Namun, realisasi pembangkit listrik energi terbarukan hanya naik 0,6 GW/tahun.
![](https://images.bloombergtechnoz.com/data/2024/09/image-20240917113846.jpg)