Logo Bloomberg Technoz

AS Perketat Kebijakan FEOC, RI Bisa Makin Kesulitan Ekspor Nikel

Redaksi
17 December 2024 09:40

Kepingan nikel dipamerkan selama acara hari investor di Bursa Efek New York (NYSE)./Bloomberg-Michael Nagle
Kepingan nikel dipamerkan selama acara hari investor di Bursa Efek New York (NYSE)./Bloomberg-Michael Nagle

Bloomberg Technoz, Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperingatkan industri nikel Indonesia akan makin ditantang oleh kebijakan Foreign Entities of Concern (FEOC) Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump.

Direktur Kolaborasi Internasional Indef Imaduddin Abdullah mengatakan pasar komoditas mineral logam tengah dirundung kekhawatiran soal kebijakan utama Trump, yang meliputi penghapusan kredit pajak kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dan pengetatan aturan FEOC.

Aturan tersebut akan membatasi komponen dari China yang telak akan memengaruhi pasar kendaraan listrik dunia. Kendati demikian, implementasi kebijakan tersebut masih akan tergantung pada dukungan Kongres AS. 

Meski mayoritas Kongres dikuasai oleh kader Partai Republik, sejumlah anggota partai yang dijuluki Grand Old Party (GOP) itu memiliki kepentingan ekonomi lokal terkait dengan industri EV di distrik mereka masing-masing.

Ilustrasi pabrik baterai. (Dok: Bloomberg)

“Jika pun pada akhirnya kebijakannya berhasil diubah dan memperlambat adopsi EV di AS, serta memengaruhi profitabilitas produsen, dampak globalnya relatif akan seimbang karena pasar EV global masih didominasi China dan Eropa,” terangnya kepada Bloomberg Technoz, dikutip Selasa (17/12/2024).