Logo Bloomberg Technoz

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), rupiah masih berisiko tertekan. Target koreksi terdekat menuju level Rp 16.030/US$ yang merupakan support pertama. Jika tertembus, maka Rp 16.050/US$ bisa menjadi target berikutnya.

Andai terjadi penembusan di kedua support tersebut, maka rupiah bisa saja melemah lebih lanjut dengan Rp 16.100/US$ sebagai target paling pesimistis.

Jika rupiah menguat hari ini, maka target resisten yang menarik dicermati adalah Rp 15.970/US$. Penembusan di titik ini berpotensi membuat rupiah menguat lagi menuju Rp 15.940/US$.

Rupiah sejatinya masih ada potensi menguat hingga ke Rp 15.900/US$. Namun peluang ke arah sana kian terbatas.

Bank Sentral

Pekan ini, nasib mata uang Ibu Pertiwi sepertinya akan bergantung kepada bank sentral. Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan suku bunga acuan alias BI Rate pada esok hari, Rabu (18/12/2024).

Untuk keputusan Rapat Dewan gubernur (RDG) bulan ini, suara pasar terbelah. Dari 27 ekonom/analis yang terlibat dalam pembentukan konsensus oleh Bloomberg per Senin (16/12/2024) pagi, sebanyak 15 memperkirakan BI Rate akan bertahan di 6%.

Sedangkan 12 lainnya memperkirakan suku bunga acuan turun 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%.

Artinya, boleh dibilang peluang hold maupun cut sama besar. Porsi yang memperkirakan BI Rate tetap adalah 55,55% dan yang mengestimasikan pemangkasan 25 bps adalah 44,44%.

Jadi sebelum semua terang-benderang, yaitu saat Gubernur Perry Warjiyo membacakan keputusan, maka sepertinya pasar akan cenderung wait and see, Ini membuat rupiah sepertinya sulit bergerak signifikan, karena investor memilih untuk menonton dari pinggir lapangan.

Sementara di level global, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve juga akan mengumumkan suku bunga acuan pada Kamis (19/12/2024) dini hari waktu Indonesia. Pasar masih memperkirakan Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan sejawat akan menurunkan suku bunga acuan. 

Mengutip CME FedWatch, peluang Federal Funds Rate turun 25 bps menjadi 4,25-4,5% mencapai 98,2%.

Pengumuman dari 2 bank sentral tersebut akan sangat mempengaruhi nasib rupiah. Keputusan BI maupun The Fed akan menentukan preferensi investor, pilih rupiah atau dolar AS?

(aji)

No more pages