Keputusan suku bunga Federal Reserve pada Rabu akan menjadi sorotan utama, diikuti oleh pengumuman kebijakan moneter dari Jepang, negara-negara Nordik, dan Inggris pada pekan ini. Bahkan jika The Fed memberikan 'pemotongan hawkish', hal ini mencerminkan kekuatan mendasar dalam ekonomi, yang berarti reli saham AS bisa meluas, kata Tony DeSpirito, Chief Investment Officer Global Fundamental Equities di BlackRock, kepada Bloomberg TV.
Indeks dolar Bloomberg sempat berfluktuasi pada Senin, dengan kinerja dolar yang telah menguat lebih dari 6% sepanjang tahun ini. Namun, Wall Street mulai pesimistis terhadap dolar karena kebijakan Donald Trump dan pemangkasan suku bunga The Fed diperkirakan akan menekan mata uang tersebut pada paruh akhir tahun 2025.
Sementara itu, dolar Kanada melemah tipis setelah Perdana Menteri Justin Trudeau menunjuk Dominic LeBlanc sebagai Menteri Keuangan Kanada yang baru, menggantikan Chrystia Freeland yang mengundurkan diri karena perbedaan pandangan terkait persiapan menghadapi pemerintahan Trump.
Perkembangan di Eropa dan Asia
Di Eropa, parlemen Jerman meloloskan undang-undang yang membuka jalan bagi pemilu nasional dua bulan lagi, sejalan dengan rencana Kanselir Olaf Scholz untuk mengakhiri masa jabatannya lebih awal. Aktivitas sektor swasta di zona euro menyusut lebih lambat dari perkiraan, berkat kontribusi yang lebih besar dari sektor jasa.
Obligasi Prancis mengalami tekanan setelah Moody’s menurunkan peringkat kredit negara tersebut. Bank sentral Prancis atau Bank of France juga memangkas proyeksi pertumbuhan domestik akibat ketidakstabilan politik yang menekan kepercayaan konsumen dan bisnis.
Di China, pertumbuhan penjualan ritel secara tak terduga melemah pada November, meskipun ada tanda-tanda perbaikan di pasar properti. Data ini menambah kekecewaan investor setelah pekan lalu Beijing menjanjikan langkah untuk meningkatkan konsumsi, tetapi belum memberikan rincian mengenai stimulus fiskal.
"Data penjualan ritel mencerminkan situasi sulit di China, di mana upaya stimulus lebih mengutamakan pencitraan daripada memberikan dampak ekonomi yang nyata," ujar Charu Chanana, Kepala Strategi Investasi di Saxo Markets, Singapura. "Untuk pemulihan taktis, kami membutuhkan lebih banyak langkah nyata setelah serangkaian awal yang gagal dan risiko tarif baru di depan."
Harga minyak turun setelah data ekonomi terbaru dari China memperkuat kekhawatiran atas melemahnya permintaan dari importir terbesar dunia tersebut.
(bbn)