Ia pun mencontohan negara seperti Finlandia, setelah tiap jam pelajaran ada jeda 15 menit dan siswa harus beraktivitas di luar kelas, meski di tengah dilanda musim salju.
"Bahkan saat bersalju sekalipun, karena mereka percaya saat kembali ke kelas anak-anak bisa lebih fokus, dibanding duduk selama berjam-jam sekaligus," kata Ina.
Ina juga mengingatkan penerapan ini tentunya juga dibarengi dengan pengkajian yang termasuk kategori pengecualian terhadap anak-anak yang memiliki kondisi fisik khusus.
"Harus ada surat dari dokter tentunya. Beban pelajaran di Indonesia yang selama ini terlalu banyak, justru harus dikurangi jumlah kontennya, tapi mendalam," imbuhnya.
Sebelumya, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo mengatakan Presiden Prabowo Subianto ingin pemerataan kegiatan olahraga di sekolah dilakukan minimal 1 jam per hari.
Hal itu akan diinisiasi melalui program Gerakan Indonesia Bugar yang harus dimulai dari usia dini yakni Sekolah Dasar.
"Salah satu untuk mendukung gerakan tersebut, nanti jam olahraga ekstrakurikuler olahraga anak akan ditambah, minimal satu jam sehari. Dan juga gerakan dasar senam di sekolah akan dikembalikan juga," ujar Menpora Dito dalam keterangan lama resmi Kemenpora, dikutip Selasa (10/12/2024).
Tujuan dari program tersebut agar para siswa dapat bergerak dan berolahraga sehingga menjadi generasi emas yang bugar.
"Presiden sangat menginginkan hal itu, jadi tadi mengkooordinasikan program prioritas dengan kementerian lembaga," tambahnya.
(dec/spt)