Logo Bloomberg Technoz

Harga Baterai EV Amblas 20%, Penambang Nikel RI Mulai Waswas

Redaksi
16 December 2024 13:30

Nikel sulfat dipamerkan di Stan Sungeel Hitech Co di pameran InterBattery di Seoul, Korea Selatan./Bloomberg-SeongJoon Cho
Nikel sulfat dipamerkan di Stan Sungeel Hitech Co di pameran InterBattery di Seoul, Korea Selatan./Bloomberg-SeongJoon Cho

Bloomberg Technoz, Jakarta – Tren penurunan harga baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tingkat global bakal membawa peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia, selaku produsen nikel nomor wahid dunia.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia/Indonesian Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengatakan harga baterai lithium-ion atau ion litium telah anjlok sebesar 20% menjadi US$115 per kilowatt hour (kWh) pada 2024.

Bagi penambang, sebut Hendra, peristiwa tersebut merupakan fenomena yang sangat signifikan dan dapat memiliki dampak besar bagi industri nikel di Indonesia. 

“Sebagai asosiasi yang mewakili produsen nikel serta pelaku  industri pertambangan lainnya, kami melihat perkembangan ini sebagai peluang dan tantangan,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz, dikutip Senin (16/12/2024). 

Pergerakan rerata harga baterai EV./dok. Bloomberg

Di satu sisi, menurut Hendra, penurunan harga baterai diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan adopsi teknologi baterai, terutama bagi sektor kendaraan listrik atau EV dan penyimpanan energi.