Naiknya harga sewa terkadang terlalu tinggi. Sehingga, pemasukan gerai tidak sebanding dengan harga sewa.
“Pertama, [toko] tutup, nih ya. Contoh, Anda punya tempat kita sewa selama lima tahun. Lima tahun berikutnya, Anda pengen naik nggak [harga sewanya]? Pengennya naik. Kadang-kadang naiknya normal, kadang naik nggak normal," kata Solihin saat dihubungi Bloomberg Technoz, Minggu.
Kenaikan dan lonjakan harga sewa di sejumlah tempat amat fantastis. Solihin, mengatakan terdapat sejumlah daerah yang dalam 5 tahun harga sewa bisa melejit mencapai 1.000%.
“Harga sewa-nya naik gila-gilaan. Coba, ada yang sewanya dulu Rp20 juta, lima tahun enam tahun kemudian naiknya tiba-tiba minta Rp200 juta. yang seperti itu menjadi penyebab beberapa toko tutup,” paparnya.
Kenaikan itu membuat pemasukan gerai menjadi tidak sebanding dengan harga sewa.
Diantara 400 toko yang tutup pada tahun 2024 ini, Solihin mengatakan terdapat lebih dari 10% toko franchise dari total 400 toko yang tutup pada tahun ini.
“Ya kalau ditanya [sekitar] 10% lebih lah [toko franchise tutup],” tuturnya.
Rekomendasi Saham AMRT
Kendati demikian, konsensus Analis yang dihimpun Bloomberg masih memasang sikap Bullish untuk saham AMRT.
Sebanyak 23 analis merekomendasikan Buy/ Beli saham AMRT. Kemudian 2 Analis merekomendasikan Hold dan tidak ada sama sekali Analis saham yang merekomendasikan Sell.
Konsensus menghasilkan target harga saham Alfamart dapat mencapai Rp3.542/saham untuk 12 bulan ke depan.
Terbaru, Stevanus Juanda, Analis UOB KayHian (Equity) memberikan rekomendasi Buy/ Beli saham Alfamart dengan target harga Rp3.400/saham. Sedang, Ariyanto Jahja, Analis Macquarie memberikan rekomendasi Buy dengan rating Outperform dan target harga dapat mencapai Rp3.700/saham.
(fad)