Logo Bloomberg Technoz

Nikel RI di Ujung Tanduk, Mana Janji Moratorium Smelter RKEF?

Redaksi
16 December 2024 09:40

Penyadapan tungku feronikel di smelter nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Indonesia./Bloomberg-Dimas Ardian
Penyadapan tungku feronikel di smelter nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Indonesia./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta – Lebih dari setahun berlalu sejak wacana moratorium smelter nikel pirometalurgi atau yang berbasis teknologi rotary kiln-electric furnace (RKEF) didengungkan pemerintah. Hingga kini, implementasinya nihil.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mensinyalir sampai saat ini rencana moratorium smelter RKEF tidak kunjung selesai dipertimbangkan oleh pemerintah.

“Ya, kita masih evaluasi,” ujarnya saat dimintai konfirmasi ihwal progres rencana tersebut, ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (13/12/2024).

Jadi pada saat industri itu sudah tidak pionir lagi, sudah banyak pelaku usahanya, ya ini kita akan melakukan review.

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung

Pun demikian, pemerintah menimbang untuk tidak lagi memberikan insentif fiskal bagi investasi hilirisasi nikel yang sudah mature, termasuk untuk industri smelter nikel RKEF yang mengolah bijih kadar tinggi saprolit menjadi bahan baku baja nirkarat.

Menurut Yuliot, dalam rangka mendorong hilirisasi sektor pertambangan, pemerintah akan mengkaji pemberian fasilitas libur pajak (tax holiday) berdasarkan kriteria industrinya. Industri yang dinilai sudah mature, atau tidak lagi ‘pionir’, akan dikaji untuk dicabut insentifnya.