Konsensus yang dihimpun dari 27 institusi yang disurvei oleh Bloomberg, sampai dengan Senin pagi, menghasilkan median 6%. Hal itu mengindikasikan mayoritas Ekonom memprediksi Perry Warjiyo dan kolega akan kembali mempertahankan BI Rare di level 6%.
Namun dengan catatan, sebanyak 12 Ekonom dari 27 yang disurvei, memperkirakan BI Rate akan dipangkas 25 bps jadi 5,75%.
Pasar juga mengantisipasi hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka The Fed (Federal Open Meeting Committee/FOMC), yang akan diumumkan pada Rabu 18 Desember.
Pasar menanti dengan cermat pernyataan lengkap Jerome Powell Gubernur The Fed, untuk menangkap sinyal dan 'Suasana Kebatinan' dari rapat agar bisa menilai prospek suku bunga acuan ke depan.
Trader di pasar global sejauh ini masih meyakini, The Fed akan memangkas suku bunga acuan lagi, Federal Funds Rate (FFR). Mengacu CME Fedwatch Tools pagi ini, probabilitas pemangkasan Fed Fund Rate pada Rabu nanti mencapai 93,4%, sebesar 25 bps.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, swap trader sejatinya telah mengurangi taruhan pada besaran pelonggaran The Fed di tahun depan. Setelah serangkaian data beragam minggu lalu — termasuk Inflasi Produsen yang meningkat dan Klaim Pengangguran yang lebih tinggi dari perkiraan
Mereka sekarang memperkirakan pemotongan suku bunga sekitar tiga seperempat poin selama 12 bulan ke depan. Seminggu yang lalu mereka melihat peluang yang lebih baik dari 50/50 untuk pemotongan keempat dan mungkin ada lebih banyak pemangkasan di masa mendatang.
Tim Research Phillip Sekuritas juga memaparkan, Data Producer Price Index (PPI) AS memperlihatkan bahwa inflasi di tingkat Produsen naik 0,4% mtm (+3.0% yoy) di November, lebih tinggi dari kenaikan 0,3% mtm (+2,6% yoy) di bulan sebelumnya.
Core PPI atau Inflasi Inti melambat menjadi 0,2% mtm (+3,4% yoy) dari 0,3% mtm (+3,4% yoy) di bulan sebelumnya.
“Data PPI ini memberi peluang bagi Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga di bulan Januari, terutama setelah beberapa pejabat tinggi Federal Reserve belakangan ini menyuarakan sikap hati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneter,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Secara umum, pelaku pasar memperkirakan Federal Reserve akan melewatkan pemangkasan suku bunga di bulan Januari sambil mengukur dampak pemangkasan sebelumnya terhadap perekonomian.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, pasar menantikan keputusan The Fed dalam FOMC 18 Desember 2024 sebagai katalis atau validasi untuk melakukan window dressing di pekan pamungkas 2024.
“Kondisi di atas berpotensi kembali menekan IHSG, khususnya di awal pekan ini. Potensi capital outflow diperkirakan cukup kuat di awal pekan. Akan tetapi, sentimen kemungkinan berbalik pasca pengumuman hasil FOMC. Nilai tukar Rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif di kisaran Rp16.000/USD pada pekan ini,” mengutip riset Phintraco.
Dari sisi Analisis Teknikal, waspadai potensi pelemahan lanjutan di awal pekan, sebelum FOMC.
Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi MIDI, MYOR , ICBP, DOID, ARTO, dan ADRO.
Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, IHSG kembali koreksi setelah tertahan resisten MA-60 dan berpotensi menguji support MA-20 di 7.261.
“Ada potensi harga memantul dari area support. Waspadai potensi penurunan lebih dalam jika harga turun di bawah support 7.047,” mengutip paparan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Senin (16/12/2024).
Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, HEAL, dan SILO.
(fad)