Logo Bloomberg Technoz

Fanshurullah menekankan bahwa pemangku kepentingan harus lebih sensitif terhadap padangan konsumen telekomunikasi.

"Misalnya, bisa saja pemerintah membuat aturan atau pedoman bagi pemain telekomunikasi untuk dapat bersaing dengan lebih sehat, atau meningkatkan transparansi, atau membuat kebijakan yang makin mempermudah pelaku usaha baru untuk masuk di pasar-pasar telekomunikasi tertentu," papar dia.

Ia juga meminta agar provider seluler membuat program kepatuhan persaingan usaha agar setiap tindakannya sejalan dengan prinsip persaingan yang sehat. Hal ini menjadi bagian dari fungsi pencegahan.

"Kami juga menghimbau agar pelaku usaha yang merger tersebut dapat berkonsultasi, atau menyampaikan notifikasinya ke KPPU segera setelah transaksi tersebut efektif," jelas Fanshurullah.

Diketahui, pemerintah memandang cukup tiga provider seluler yang beroperasi agar menciptakan efisiensi dan produktivitas. Pemerintahan era Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Menteri Kominfo (sekarang bernama Komdigi) Budi Arie menyampaikan dukungan merger XL Axiata dengan Smartfren.

"Makin cepat makin bagus," terang dia pada awal tahun 2024. "Pemerintah bukan memaksa, karena kalau kita, cuma tiga operator persaingannya sehat."

Sigit Puspito Wigati Jarot, Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel, juga berpandangan hal yang sama. "Secara kompetisi, [merger EXCL-FREN] memungkinkan peningkatan daya saing terhadap pemain-pemain yang lebih besar di pasar."

Entitas baru hasil merger, XLSmart, telah diumumkan pada 11 Desember lalu. Selain EXCL dan FREN, peleburan juga melibatkan PT Smart Telcom (SmartTel), dengan nilai kesepakatan US$6,5 miliar (sekitar Rp104 triliun).

Paparan publik XL Axiata terkait rencana merger dengan Smart Telecom (Bloomberg Technoz/Pramesti Regita Cindy)

EXCL akan bertindak sebagai sebagai surviving entity, sedangkan FREN dan SmartTel menjadi entitas yang melebur atau menjadi bagian dari XLSmart. Proses merger ditargetkan tuntas pada semester I-2025.

Masing-masing pemegang saham pengendali EXCL dan grup FREN tetap menjadi bagian prominen atas XLSmart dengan kepemilikan bersama 34,8%. Axiata Group Berhad dan Sinarmas tetap punya kedudukan pengaruh yang sama atas setiap keputusan strategis XLSmart.

Rinciannya, setelah penyelesaian transaksi perusahaan menerima US$400 juta dan tambahan di akhir tahun pertama US$75 juta. Rincian ini disesuaikan usai berbagai syarat terpenuhi.

Sebelumnya ada pembagian nilai ekuitas atas XL Axiata-Smartfren dengan presentase 72:28. Kemudian, EXCL menerbitkan saham baru yang diperuntukkan kepada pemegang saham FREN sesuai dengan rasio penggabungan.

"Sebagai bagian dari penggabungan, Sinarmas akan menerima 21,7% saham di XLSmart, sementara Axiata akan menjadi 47,9%," jelas perusahaan.

Selasa, 10 Desember 2024 kemarin telah terjadi kesepakatan definif dan hari ini dilakukan pengajuan kepada otoritas terkait seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Proses selanjutnya memakan waktu maksimal dua bulan, perusahaan menargetkan dengan alur:

  • Persetujuan Kementerian komdigi

  • Persetujuan OJK dan pengajuan dokumen ke Bursa Efek Indonesia (BEI)

  • Persetujuan BEI

  • RUPS Luar Biasa Axiata

  • RUPS Luar Biasa XL Axiata (EXCL) dan Smartfren (FREN)

  • Penyelesaian transaksi merger

(wep)

No more pages