Kejatuhan harga emas disebabkan oleh respons investor terhadap data di Amerika Serikat (AS). Pada November, US Bureau of Labor Statistics melaporkan laju inflasi perdagangan besar di Negeri Paman Sam tercatat 0,4% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Ini adalah yang tertinggi sejak Juni atau 5 bulan terakhir.
Perkembangan ini membuat keyakinan pasar terhadap peluang penurunan suku bunga oleh bank sentral Federal Reserve agak berkurang. Walau masih sangat tinggi, tetapi terlihat optimisme memudar.
Mengutip CME FedWatch, kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25-4,5% pada rapat 18 Desember adalah 95,3%. Berkurang dibandingkan posisi 12 Desember yang mencapai 97,5%.
“Outlook masih buram. Perkembangan inflasi kurang menggembirakan akhir-akhir ini, bahkan ada risiko peningkatan,” tegas riset Bank of America, seperti dikabarkan Bloomberg News.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga masih tinggi.
(aji)