Logo Bloomberg Technoz

Setelah pertemuan minggu depan, ekonom memprediksi The Fed akan menahan suku bunga tetap pada Januari 2025 dan kembali memangkasnya pada Maret 2025. Dua pemotongan tambahan pada 2025 kemungkinan akan dilakukan pada Juni dan September, berdasarkan hasil survei terhadap 50 ekonom yang dilakukan Bloomberg pada 6-11 Desember.

Prediksi ekonomi AS dan kebijakan moneter telah berubah drastis dari beberapa bulan lalu. Saat itu, banyak ekonom lebih khawatir dengan melemahnya pasar tenaga kerja dibandingkan stagnasi inflasi. Kini, dinamika tersebut telah berbalik arah.

Perbandingan risiko antara inflasi dengan pasar tenaga kerja AS. (Sumber: Bloomberg)

Setelah mengalami penurunan signifikan dari puncak tertinggi dalam empat dekade pada 2022, inflasi masih bertahan di level tinggi. Data terbaru menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 3,3% pada basis tahunan. Level ini pertama kali dicapai pada Juni dan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan lebih lanjut.

Jika inflasi tidak mendekati target The Fed, para pembuat kebijakan mungkin harus mempertahankan suku bunga di level tinggi lebih lama untuk menurunkan inflasi. Ekonom memperkirakan The Fed akan merevisi naik proyeksi pertumbuhan harga untuk 2025 sambil tetap mempertahankan target inflasi 2% pada 2026.

Tekanan inflasi yang terus berlanjut dan pertumbuhan ekonomi yang solid diperkirakan akan mendorong peningkatan estimasi suku bunga netral—yakni tingkat bunga yang tidak mendorong atau menekan ekonomi—dari 2,9% pada September menjadi 3%.

Dampak Kebijakan Trump

Para ekonom terpecah mengenai bagaimana proposal kebijakan Presiden terpilih AS Donald Trump—seperti deportasi massal, tarif baru, dan pemotongan pajak—akan memengaruhi ekonomi. Namun, sebagian besar memperkirakan kebijakan ini akan mengurangi jumlah pemotongan suku bunga pada 2025.

"Kami memprediksi The Fed akan menahan suku bunga tetap awal tahun depan sambil mengevaluasi potensi perubahan kebijakan di bawah pemerintahan Trump serta situasi ekonomi dan inflasi saat itu," kata Kathy Bostjancic, Kepala Ekonom Nationwide.

Pengaruh kebijakan Trump. (Sumber: Bloomberg)

Sementara itu, mayoritas ekonom memperkirakan tidak banyak perubahan pada pernyataan pasca-pertemuan kali ini. The Fed kemungkinan tetap menggambarkan inflasi sebagai "masih cukup tinggi" dan tingkat pengangguran sebagai "rendah."

Namun, pernyataan mengenai penyesuaian kebijakan di masa depan bisa mengindikasikan langkah yang lebih hati-hati. Menurut Brett Ryan, ekonom senior AS di Deutsche Bank, The Fed mungkin akan mengisyaratkan perlambatan laju penyesuaian suku bunga.

Para ekonom memiliki pandangan beragam tentang kebijakan neraca The Fed. Sebagian besar memperkirakan batas jumlah obligasi pemerintah dan sekuritas berbasis KPR yang dibiarkan jatuh tempo akan dikurangi pada paruh pertama 2025. Namun, mereka tidak sepakat kapan proses yang dikenal sebagai "pengetatan kuantitatif" ini akan benar-benar berakhir.

Sekitar 36% ekonom memperkirakan proses tersebut selesai pada paruh pertama tahun depan, sementara 38% lainnya memprediksi baru akan berakhir pada 2026.

(bbn)

No more pages