Logo Bloomberg Technoz

Beberapa pihak lain, seperti Vitol Group, Goldman Sachs Group Inc, dan Badan Energi Internasional (IEA), memprediksi permintaan minyak akan berhenti tumbuh dalam dekade ini karena peralihan ke energi terbarukan dan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil.

“Dalam jangka pendek, para produsen harus menghadapi beberapa tahun dengan harga lemah akibat kelebihan pasokan,” tambah Rapidan. Produksi minyak diperkirakan akan tetap "kuat" dari negara-negara non-OPEC+ seperti Amerika Serikat, Brasil, dan Guyana. Harga minyak mentah diperkirakan turun menjadi US$55 per barel selama dua hingga tiga tahun ke depan.

Laporan tersebut juga menyoroti tantangan yang akan dihadapi kelompok OPEC+ yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia. OPEC+ mungkin terpaksa mengorbankan pangsa pasar selama beberapa tahun ke depan atau membiarkan harga jatuh untuk memberikan tekanan pada pesaing mereka, menurut Rapidan.

(bbn)

No more pages