Mengutip CME FedWatch, kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25-4,5% pada rapat 18 Desember adalah 95,3%. Berkurang dibandingkan posisi 12 Desember yang mencapai 97,5%.
“Outlook masih buram. Perkembangan inflasi kurang menggembirakan akhir-akhir ini, bahkan ada risiko peningkatan,” tegas riset Bank of America, seperti dikabarkan Bloomberg News.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga masih tinggi.
Analisis Teknikal
Lantas bagaimana dengan perkiraan untuk pekan depan? Bagaimana prospek harga emas?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas masih relatif nyaman di zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 58,56. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Adapun indikator Stochastic RSI ada di 14,17. Di bawah 20, yang berarti tergolong jenuh jual (oversold).
Kombinasi bullish dan oversold hanya berujung kepada 1 hal, harga akan naik. Jadi, minggu depan ada potensi harga emas bakal menghijau.
Sepertinya harga emas akan menguji target US$ 2.675/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka US$ 2.699/troy ons akan menjadi target paling optimistis.
Namun, investor patut mewaspadai pivot point US$ 2.634/troy ons. Penembusan di titik ini berisiko membawa harga emas menuju target support US$ 2.608/troy ons yang adalah MA-20.
(aji)