Logo Bloomberg Technoz

"Kami telah melakukan banyak hal untuk mengamati perkembangan OpenAI. Siapa yang akan melewati tonggak sejarah berikutnya? Apa langkah selanjutnya?" tulisnya. "Namun kebenaran yang tidak menyenangkan adalah, kami tidak diposisikan memenangkan perlombaan ini dan begitu pula OpenAI. Sementara kita bertengkar, faksi ketiga diam-diam memakan makan siang kita. Tentu saja yang saya bicarakan adalah open source."

Ketika berita ini diturunkan, Luke Sernau tidak menanggapi permintaan komentar dari Bloomberg News.

Seiring dengan kemajuan dalam kecerdasan buatan generatif yang semakin pesat, para karyawan di Google dan perusahaan-perusahaan raksasa teknologi lainnya telah terlibat dalam diskusi internal maupun eksternal mengenai teknologi yang mengubah industri mereka.

Google, khususnya, berada di bawah tekanan karena popularitas chatbot ChatGPT milik OpenAI telah memicu kekhawatiran bahwa perusahaan itu mungkin kehilangan keunggulannya dalam kecerdasan buatan, sebuah bidang di mana ia telah lama menjadi pemimpin.

Namun Luke Sernau menegaskan bahwa ancaman nyata bagi Google datang dari komunitas open-source, di mana para insinyur independen ini dengan cepat mengembangkan model yang menyaingi kualitas yang ada di perusahaan teknologi besar, dan dapat dibuat dengan lebih murah.

Model-model ini, katanya, bisa lebih cepat, lebih mudah dikustomisasi, dan lebih berguna daripada model milik Google. "Kami tidak memiliki cara khusus untuk menghadapi ini. Harapan terbaik kami adalah belajar dan berkolaborasi dengan apa yang dilakukan orang lain di luar Google.”

Ilustrasi insinyur independen yang mengembangkan teknologi open-source (Dok. Unsplash)

Dia juga menyatakan kekhawatirannya bahwa klien tidak akan mau membayar model layanan dengan teknologi berkualitas tinggi yang ditawarkan secara gratis.

Juru bicara Google tidak memberikan komentar atas isi postingan tersebut. Dalam sebuah panggilan telepon baru-baru ini, Chief Executive Officer Alphabet Sundar Pichai mengatakan investasi dan terobosan perusahaan di bidang AI selama satu dekade terakhir telah memberikan Google posisi yang baik.

Sundar Pichai sendiri telah menyerukan regulasi AI di masa lalu, memperingatkan bahwa teknologi ini bisa "sangat berbahaya", jika tidak digunakan dengan cara yang bijaksana.

Pada Februari lalu, sebuah model bahasa besar yang dibuat oleh Meta bocor ke publik, dan memulai kemajuan pada AI generatif di forum-forum sumber terbuka. Model tersebut, yang dikenal sebagai LLaMA, lebih ramping daripada model yang telah digembar-gemborkan oleh Google dan OpenAI, sehingga lebih mudah digunakan. Para peneliti saat ini harus mendaftar ke Meta untuk mengakses LLaMA.

Luke Sernau menyarankan Google untuk mengalihkan fokusnya ke model yang lebih kecil dan lebih gesit. "Model raksasa memperlambat kita. Dalam jangka panjang, model terbaik adalah model yang dapat diulang dengan cepat,” terangnya.

(bbn)

No more pages