Logo Bloomberg Technoz

ESDM Akan Integrasikan Smelter Nikel dengan EBT, Batasi Batu Bara

Mis Fransiska Dewi
13 December 2024 14:20

Fasilitas pemrosesan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Indonesia, Rabu (8/3/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Fasilitas pemrosesan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Indonesia, Rabu (8/3/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pemerintah akan mengupayakan agar smelter nikel berbasis pirometalurgi atau rotary kiln-electric furnace (RKEF) dapat diintegrasikan dengan penyedia energi bersih, sebagai bagian dari misi membatasi industri hilir nikel dari penggunaan pembangkit listrik bertenaga batu bara.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung memberi sinyal, ke depannya, smelter nikel RKEF akan diarahkan untuk menggunakan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT).

“Jadi untuk hilirisasi [industri nikel], kita akan integrasikan dengan penyedia energi. Jadi untuk integrasi penyedia energinya dari energi baru terbarukan, kira-kira potensinya ada di mana,” ujarnya ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (13/12/2024).

Sejalan dengan hal itu, Yuliot menyebut kementerian akan terus memantau proses produksi smelter RKEF dalam menghasilkan nickel pig iron (NPI) untuk memastikan industri tersebut beroperasi secara ramah lingkungan.

“Kita lihat bagaimana untuk proses hilirisasi dan pemanfaatannya. Jadi ya, mudah-mudahan dalam waktu dekat kita juga bisa integrasi hilirisasi energi berkelanjutan. Itu akan segera diselesaikan di Ditjen Minerba,” tuturnya. 

Pembangkit listrik di Kawasan Industri Indonesia Morowali (IMIP) Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu (9/7/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)