Logo Bloomberg Technoz

"Namun demikian kami percaya bahwa Axiata dan Sinar Mas, yang masing-masing akan memiliki 34,8% saham di MergeCo, akan menjadi pemegang saham yang mendukung, seperti yang ditunjukkan melalui perwakilan mereka dalam manajemen dan dewan direksi MergeCo," sebut keterangan yang disampaikan Moody's.

Moody's menganggap MergeCo sebagai investasi yang penting dan strategis bagi Axiata dan Sinar Mas, mengingat pasar Indonesia yang besar dan terus bertumbuh. Ada harapan MergeCo akan menjadi kontributor dividen secara teratur setelah integrasi operasional selesai dan sinergi terwujud.

Berdasarkan proforma penggabungan usaha yang diusulkan, MergeCo akan memiliki pendapatan sebesar Rp45 triliun dan EBITDA sebesar Rp22 triliun untuk 12 bulan yang berakhir September 2024. Ini akan mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar ketiga di Indonesia.

Namun, pangsa pasar MergeCo sebesar 27%, berdasarkan basis pelanggan gabungan sekitar 95 juta, kemungkinan akan menurun selama 12 bulan ke depan, mengingat hilangnya pelanggan yang sama di antara kedua merek telekomunikasi tersebut.

Menurut catatan Moody's penggabungan ini akan menciptakan peluang penghematan biaya dan sinergi, termasuk optimalisasi infrastruktur yang duplikat dan rasionalisasi saluran penjualan dan distribusi. Dengan demikian, intensitas modal MergeCo akan menjadi sekitar 30% dari pendapatannya pada tahun 2025-26.

Peningkatan marjin yang signifikan kemungkinan baru akan terwujud mulai tahun 2027 karena adanya biaya integrasi pada tahun 2025-2026 terkait dengan penggabungan usaha.

"Kami memperkirakan proforma leverage utang/EBITDA MergeCo akan berada di kisaran 2,9 kali pada September 2024, yang termasuk tinggi untuk peringkat Baa3. Dengan demikian, peringkat Baa3 didasarkan pada perusahaan yang merealisasikan sinergi biaya tahunan sebesar US$300 juta-US$400 juta selama 3-5 tahun ke depan sesuai rencana, yang akan mendukung penurunan leverage yang stabil hingga di bawah 2,5 kali dalam dua tahun ke depan. Penyimpangan dari ekspektasi ini akan mengakibatkan tekanan peringkat negatif," ulas catatan dari Moody's ini lagi

Laju deleveraging juga akan bergantung pada kebijakan keuangan MergeCo, termasuk toleransi risiko, alokasi modal, dan target pembayaran dividen, yang semuanya masih belum pasti.

Prospek yang stabil mencerminkan ekspektasi kami bahwa MergeCo akan berhasil mengeksekusi sinergi yang diharapkan dan meningkatkan metrik kreditnya.

Moody's juga mengubah Credit Impact Score (CIS) XL Axiata menjadi CIS-3 dari CIS-2, yang mencerminkan penilaian kami bahwa atribut-atribut ESG dianggap memiliki dampak yang terbatas pada peringkat saat ini, dengan potensi yang lebih besar untuk dampak negatif di masa depan dari waktu ke waktu. Perubahan skor CIS mengindikasikan bahwa faktor-faktor ESG akan berdampak negatif terhadap profil kredit perusahaan kecuali jika dimitigasi.

Moody's juga mengingatkan, kenaikan peringkat tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat. Peringkat bisa naik dari waktu ke waktu jika profil keuangan MergeCo membaik. Harapannya utang/EBITDA yang disesuaikan turun di bawah 2,0 kali dan arus kas yang ditahan (RCF)  atau utang yang disesuaikan tetap di atas 35%-40% secara berkelanjutan.

Peringkat XL Axiata juga bisa turun jika perusahaan kesulitan untuk berintegrasi dengan Smartfren, menunda manfaat merger, atau jika perusahaan mengadopsi kebijakan keuangan yang lebih berisiko. Utang yang lebih tinggi dari peningkatan belanja modal atau pengembalian pemegang saham juga dapat menyebabkan penurunan peringkat.

Selain itu, penurunan peringkat mungkin terjadi jika profil kredit MergeCo memburuk secara material karena persaingan yang ketat, perubahan peraturan yang merugikan, atau kinerja operasi yang lemah.

Metrik kredit yang mengindikasikan penurunan peringkat meliputi (1) utang yang disesuaikan/EBITDA di atas 2,5x; atau (2) RCF/utang yang disesuaikan di bawah 30%-35%, keduanya secara berkelanjutan.

(lav)

No more pages