Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,3% pada kuartal I-2023. Catatan itu cukup impresif.
Realisasi pertumbuhan ekonomi 5,03% lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,01%. Juga lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan median proyeksi 4,97%.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi, bank sentral bisa memainkan peran. Salah satunya dengan menurunkan suku bunga acuan agar ekspansi rumah tangga dan dunia usaha bisa lebih cepat.
Dari sisi pengeluaran, Produk Domestik Bruto (PDB) masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga. Pada kuartal I-2023, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,54% dan menyumbang 52,88% dalam pembentukan PDB.

"Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tertinggi terjadi di sektor transportasi dan komunikasi, tercermin dari peningkatan penjualan sepeda motor, penumpang angkutan rel, laut, dan udara. Kemudian juga di sektor restoran dan hotel. Momen Ramadan juga mendorong pertumbuhan konsumsi makanan dan minuman," kata Moh Edy Mahmud, Deputi Kepala BPS Bidang Neraca dan Analisis Statistik, dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan konsumsi adalah rendahnya inflasi. Pada akhir kuartal I-2023, laju inflasi tercatat 4,97% yoy, terendah sejak Mei tahun lalu. Bahkan inflasi pada kuartal I-2023 dibandingkan kuartal sebelumnya hanya 0,68%.
“Secara umum, kondisi makro ekonomi Indonesia pada 2023 terlihat kuat. Bahkan ada kemungkinan konsumsi dan investasi akan tumbuh makin kuat pada semester II-2023,” tegas Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, dalam laporannya.
Belanja terkait Pemilu, lanjut Satria, akan kian deras pada paruh kedua tahun ini. Oleh karena itu, konsumsi domestik kemungkinan bisa tumbuh lebih tinggi sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kapan Bunga Acuan Bisa Turun?
Dengan pertumbuhan ekonomi yang solid dan inflasi yang rendah, muncul pertanyaan. Apakah Bank Indonesia (BI) sudah bisa melonggarkan kebijakan moneter? Apakah suku bunga acuan bisa turun dalam waktu dekat?
Sebagai informasi, saat ini suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate berada di 5,75%. Sudah 4 bulan bunga acuan bertahan di titik tersebut.
(rate)

Sejumlah ekonom sudah menyuarakan kemungkinan pemotongan suku bunga acuan.
Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Prayadi menyebut BI sudah bisa mulai memangkas bunga acuan mulai Juli sebesar 25 basis poin (bps). Sepanjang tahun ini, BI dinilai punya ruang menurunkan suku bunga acuan 100-150 bps.
Sebelumnya, Ekonom Citigroup Global Helmi Arman menilai BI bisa mulai melakukan pembalikan kebijakan (pivot) pada September dengan pemangkasan 25 bps hingga November. Lalu pada Januari 2024, pengguntingan bunga akan berlanjut hingga akhirnya BI7DRR akan bertahan di level 4,75%.
Akan tetapi, ada pula suara yang memperkirakan BI belum akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Sebab, kondisi global juga perlu menjadi perhatian meski ekonomi domestik baik-baik saja.
“Surplus neraca perdagangan ada tendensi menyusut seiring perlambatan ekonomi global, ditambah masih tingginya ketidakpastian di Amerika Serikat (AS). Jadi dalam rangka menjaga stabilitas, BI sepertinya masih akan menahan suku bunga acuan hingga akhir tahun,” sebut Faisal Rachman, Ekonom Bank Mandiri.
(aji)