Tekanan Eksternal Makin Besar ke Rupiah, Ini Penjelasan BI
Redaksi
13 December 2024 08:00
Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia menilai pelemahan rupiah belakangan ini masih terkendali di tengah penguatan indeks dolar Amerika Serikat yang sudah menyentuh lagi kisaran 107.
Eskalasi geopolitik di Asia Timur yakni antara China versus Taiwan, ditambah perkembangan ekonomi AS yang terlihat masih resilien, juga permintaan dolar AS yang meningkat dari salah satu BUMN sebulan terakhir, menjadi kombinasi yang berdampak pada gerak rupiah belakangan.
"Dalam situasi seperti itu, sebetulnya pelemahan rupiah masih dalam kondisi yang terkendali. Supply valas dr para eksportir pun terlihat masih sangat support. Tentu BI akan terus mengawal pergerakan rupiah untuk menjaga market confidence. Kondisi kecukupan cadangan devisa juga masih dalam kondisi yang terjaga," kata Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Edi Susianto kepada Bloomberg Technoz, Jumat pagi.
Tekanan yang dihadapi oleh rupiah sepekan terakhir sudah membukukan pelemahan 0,47%, kebanyakan adalah karena sentimen pasar global. Pada Jumat pagi ini, risiko pelemahan masih besar menyusul perkembangan pasar pasca data inflasi harga grosir dan klaim pengangguran AS dilansir tadi malam.
Indeks dolar AS ditutup menguat di 106,95. Sedangkan yield Treasury juga masih melanjutkan kenaikan di mana tenor 10Y sudah menyentuh 4,32%, ketika tenor 2Y ada di 4,18%. Bahkan tenor panjang 30Y naik lebih banyak 5,5 bps ke 4,53%, seperti terlihat dari data realtime Bloomberg.