Lalu, Sinar Mas Group yang terdiri dari PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data dan PT Bali Media Telekomunikasi (ketiganya disebut stellar), adalah pengendali Smartfren, dengan Franky Oesman Widjaja sebagai pemilik manfaat utama. Untuk Smart Telecom (ST), Smartfren adalah pengendali, dan Franky Oesman Widjaja adalah pemilik manfaat utama.
Usai merger, para pengendali EXCL akan menjadi Axiata Group Berhad dan stellar yang terdiri dari Wahana Inti Nusantara, Global Nusa Data, serta Bali Media. Adapun pemilik manfaat akhir EXCL adalah Axiata Group Berhad dan Franky Oesman Widjaja.
Penyetaraan Kepemilikan
Sepanjang diskusi terkait merger, Axiata Group Berhad telah memberitahukan XL Axiata bahwa setelah tanggal efektif merger, Axiata Investments akan mengalihkan 2,38 miliar atau setara 13,14% saham XLSmart kepada Bali Media Telekomunikasi.
Nilai pengalihan itu ditaksir US$475 juta atau setara sekitar Rp7,52 triliun, yang terbagi dalam dua termin.
Pembayaran pertama senilai US$400 juta akan dilakukan saat penyelesaian merger. Sisa US$75 juta akan dibayarkan satu tahun setelah menyelesaian merger.
Transaksi itu dilakukan untuk menyetarakan kepemilikan dan pengendalian saham. Penyetaraan ini merupakan transaksi bilateral yang disepakati antara Axiata Investments sebagai penjual dan Bali Media Telekomunikasi.
Sehingga, baik XL Axiata, Smartfren maupun Smart Telecom tidak terlibat dalam transaksi tersebut.
Usai transaksi itu, Axiata Investments akan memiliki 34,8% saham XLSmart (EXCL). Sementara, Bali Media Telekomunikasi memiliki 24,6% saham.
Akibatnya, secara total, Stellar akan memegang dan mengendalikan, secara langsung dan tidak langsung, 32,2% dan PT Gerbangmas Tunggal Sejahtera akan memegang secara langsung 2,62% saham XLSmart (EXCL).
Tidak ada perubahan pengendali pada saat penyelesaian penyetaraan. Stellar akan tetap menjadi pengendali bersama dengan Anchor. Struktur ini yang menyebabkan Grup Sinar Mas tidak diwajibkan untuk melakukan tender offer.
(red)