Logo Bloomberg Technoz

Merger EXCL-FREN Bisa Picu Kekhawatiran Oligopoli di Industri

Pramesti Regita Cindy
13 December 2024 04:00

Ilustrasi pengguna provider seluler XL Axiata. (Dok: Bloomberg)
Ilustrasi pengguna provider seluler XL Axiata. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Keputusan merger dua provider PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) bisa membawa potensi risiko pasar oligopoli dalam industri telekomunikasi Indonesia. 

Oligopoli adalah kondisi pasar di mana hanya sedikit perusahaan yang menguasai komoditas tertentu. Dalam pasar oligopoli, persaingan harga tidak seimbang karena jumlah produsen yang terbatas. 
 
Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sigit Puspito Wigati Jarot berpandangan bahwa kondisi pasar yang nantinya hanya akan dikuasai oleh segelintir pemain telekomunikasi memang berpotensi menciptakan situasi yang merugikan konsumen.

"Secara jumlah pemain mengarah ke oligopoli, dan memang berpotensi kolusi atau kartel besar. Contoh, risiko pasar oligopoli industri telekomunikasi di Indonesia adalah pelaku usaha dapat mengendalikan harga sesuai keinginan, sehingga konsumen harus tunduk dengan harga tersebut," jelas Sigit kepada Bloomberg Technoz, Kamis (12/12/2024). 

Ia menambahkan bahwa dalam kondisi pasar oligopoli, kinerja pasar cenderung berada di bawah optimal. Pada akhirnya dapat merugikan konsumen. 

Meski demikian, Sigit menilai bahwa pemerintah memiliki instrumen pengendalian untuk mengatasi perilaku pelaku usaha yang merugikan, seperti melalui intervensi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).