Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Saham PT Astra International Tbk (ASII) melemah. Penurunan ini sejalan dengan rilisnya data penjualan mobil wholesales dan ritel ambles mencapai dua digit ditambah lagi sentimen dari kebijakan tarif pajak opsen yang baru akan dimulai tahun depan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia hingga tutup perdagangan Kamis (12/12/2024), ditutup melemah 150 poin atau setara dengan drop 2,86% ke level Rp5.100/saham.

Penutupan Saham ASII pada Kamis 12 Desember 2024 (Bloomberg)

Penurunan terus berlanjut bermula dari pembukaan perdagangan pagi hari tadi di mana saham ASII dibuka sudah melemah 100 poin di level Rp5.150/saham.

Pelemahan tersebut terjadi usai sebanyak 37 juta saham ditransaksikan dengan total nilai sebesar Rp190 miliar.

Di sepanjang tahun berjalan 2024, harga saham ASII juga melaju di tren negatif, ambles nyaris dua digit mencapai 9,73% ytd.

Aksi jual tersengat sentimen kurang positif dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang kembali mencatatkan kinerja penjualan mobil kurang impresif hingga November di sepanjang tahun ini. Data penjualan mobil dari pabrik ke dealer ataupun di tingkat ritel sama-sama turun dua digit.

Berdasarkan data penjualan mobil Gaikindo terbaru, penjualan mobil dari pabrik ke dealer (wholesales) sejak Januari–November (year-to-date/ytd) 2024 tercatat ‘Hanya’ sebanyak 784.788 unit, atau mengalami penurunan 14,7% secara tahunan.

Pada periode yang sama di tahun sebelumnya, penjualan mobil masih tercatat sebanyak 920.518 unit, berdasarkan data yang diterima Bloomberg Technoz.

Bersamaan dengan itu, penjualan ritel juga menyusut 11,2% menjadi hanya sebanyak 806.721 unit dibandingkan sebelumnya yang berhasil tercatat sebanyak 908.473 unit.

Data Penjualan Mobil RI (Bloomberg)

Dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), penjualan mobil juga mengalami penurunan 3,7% menjadi sebanyak 74.347 unit dari sebelumnya yang sebanyak 77.226 unit. Secara tahunan, penjualan mobil November tahun juga ambles 11,9%.

Tekanan bagi saham Astra (ASII) juga semakin berat yang datang dari kabar terbaru kebijakan tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang dikenakan tambahan alias pajak opsen baru akan dimulai tahun depan, efek langsungnya kemungkinan akan semakin menekan kinerja penjualan otomotif yang sebenarnya sudah berada dalam tren kelesuan.

Tambahan pajak bagi pembeli mobil atau motor kemungkinan akan semakin mengerem minat masyarakat dalam membeli kendaraan tahun depan. Terlebih lagi di dalam situasi saat ini di mana akan banyak kebijakan kenaikan tarif dan berbagai pungutan baru yang berpotensi makin menekan daya beli masyarakat.

“Kami memperkirakan penurunan penjualan mobil secara nasional sebesar 4,1% menjadi 825.000 mobil pada tahun depan,” papar Satria Sambijantoro, Head of Research Bahana Sekuritas dalam catatannya baru-baru ini.

Pajak opsen berpotensi mengerek harga mobil serta sepeda motor yang harus dibayarkan oleh konsumen ketika membeli maupun saat membayar pajak tahunan.

(fad/ain)

No more pages