Sehingga, ia mengingatkan bahwa jangan sampai TKDN sebagai syarat sebuah perangkat bisa resmi dijual di Indonesia nantinya justru tidak memberi dampak apa-apa bagi industri.
Kritik Faisal berkaca kondisi beberapa tahun silam saat kecendrungan terjadi arus masuk barang berupa komponen industri. Padahal di waktu yang bersamaan, impor smartphone di dalam negeri saat itu turun.
"Itu kejadiannya nanti seperti tahun 2015. Jadi impor smartphone yang jadinya turun drastis, tapi impor komponennya naik drastis pada saat itu."
Menarik investasi asing bidang manufaktur, dalam upaya mengerek pertumbuhan ekonomi 8%, juga harus diimbangi kesiapan daya saing di antara negara-negara lain yang justru tidak mengambil pendekatan TKDN.
Regulasi TKDN, seperti di Vietnam, Singapore, Malaysia, hingga Taiwan, tidak setinggi Indonesia, namun asing tetap berinvestasi. Faktornya kembali kepada daya saing, kata peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan di LPEM FEB UI, Teuku Riefky.
Menurut Riefky, intensitas menegakkan aturan TKDN sebagai sesuatu tampak dipaksakan. Artinya barang impor harus mengintegrasikan sekelompok komponen dipasok dari industri dalam negeri.
"Artinya ada market mechanism yang di-bypass," jelas Riefky.
Berbeda apa yang terjadi di negara-negera lain, dimana rasio komponen lokal mengalami peningkatan tanpa paksaan. "Tapi karena komponen mereka itu memiliki daya saing, sehingga bisa meningkat, nah itu [baru] market mechanism," tegas Riefky.
TKDN tidak lagi menjadi relevan karena kebijakan tersebut hanya untuk menutupi kekurangan daya saing yang dimiliki oleh produk domestik. "Mereka nggak bisa trace dan track, apakah produk mereka itu makin memiliki daya saing atau nggak."
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani dalam pernyataan terbaru, Rabu menegaskan bahwa Apple sudah sepakat dengan permintaan dari pemerintah untuk berinvestasi US$1 miliar di Indonesia.
"Ini sudah tinggal fine tuning karena setiap tertulis mereka sudah berikan, tetapi perlu ada pembahasan dengan Kementerian terkait juga," ucap dia. Negosiasi antara pemerintah dengan Apple juga berlangsung secara intens usai perusahaan telah menyampaikan komitmen tertulis.
"Tapi, memang baru melalui WA (WhatsApp) dulu, poin-poinnya, karena poin-poin itu kita sudah sampaikan kepada Kementerian Perindustrian," jelasnya.
Menurut Rosan, keinginan Apple berinvestasi baru US$1 miliar tidak lepas dari rencana perusahaan menjual perangkat terbaru termasuk iPhone 16 dijual resmi di Indonesia.
Apple juga disebut akan mengikutsertakan vendor dalam serangkaian investasi baru di Indonesia. Diskusi teknis masih terus berlangsung antara perusahaan dengan Kementerian Perindustrian.
(wep)