Menurut Bahlil, macetnya proyek RDMP di Balikpapan menjadi salah satu penyebab impor minyak Indonesia yang makin tinggi.
"RDMP di Kalimantan Timur ini bagian tugas Pak Rosan dengan saya untuk kita mengecek. Begitu RDMP-nya tidak selesai-selesai, impornya ini naik terus," ungkap Bahlil.
Bahlil bahkan mencurigai ada permainan dari para importir minyak yang sengaja membuat beberapa bagian dari RDMP menjadi rusak dan menghambat jalannya proyek tersebut.
"Jadi kami akan ikut bapak-bapak untuk kita periksa ini, ini sengaja, apakah para importir yang sengaja membuat barang ini rusak supaya impor terus atau apa? Nah, ini problemnya," tutur dia.
Menanggapi hal itu, Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Dadan Kusdiana menyebut sebetulnya tim khusus telah dibentuk oleh Kementerian ESDM pada saat insiden kebakaran terjadi di Crude Distillation Unit (CDU) IV Balikpapan pada Mei 2024.
“Kita sudah ada tim khusus yang ESDM bentuk pada saat terjadinya kejadian. Kita sudah punya [timnya]. Menurut kita itu masalahnya kenapa sehingga terjadi kebakaran tersebut. Sudah ada laporan akhir dari tim yang kami bentuk di Dirjen Migas. Kan di situ ada timnya yang dari Direktorat Keteknikan,” sebut Dadan.
Dadan menjelaskan Kementerian ESDM akan terus menindaklanjuti permasalahan tersebut. Di sisi lain, Pertamina juga telah membentuk tim khusus dan sudah ada hasil penemuannya.
(mfd/wdh)