Logo Bloomberg Technoz

Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Inflasi Harga Konsumen AS meningkat dengan laju yang kuat sesuai dengan yang diharapkan pada November. Data ini memperkuat ekspektasi bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan memangkas suku bunga acuan minggu depan.

Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) inti — yang tidak termasuk biaya makanan dan energi — meningkat 0,3% selama empat bulan berturut-turut, menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja pada Rabu. Dari tahun lalu, CPI AS ada kenaikan 3,3%.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, para ekonom menilai CPI inti sebagai indikator yang lebih baik untuk tren inflasi yang mendasarinya daripada CPI secara keseluruhan, yang mencakup biaya makanan dan energi yang sering kali tidak stabil.

Data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS. (Bloomberg)

Investor meyakini Bank Sentral AS akan menurunkan biaya pinjaman sebesar seperempat poin persentase minggu depan setelah laporan baru menunjukkan inflasi pada November sesuai ekspektasi. 

Trader meningkatkan probabilitas mencapai 90% mencerminkan The Fed akan memangkas suku bunga minggu depan, melejit dari 80% sebelum laporan inflasi dirilis.

“Desember tampaknya sudah pasti, dan The Fed bukan bank sentral yang suka mengejutkan pasar,” kata James Athey, Manajer Portofolio di Marlborough Investment Management.

“Data inflasi ini memberikan lampu hijau bagi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember, karena data ini membantu mengonfirmasi bahwa kita masih membuat kemajuan dalam pengendalian inflasi meskipun tetap tinggi,” jelas Skyler Weinand, Kepala Investasi di Regan Capital.

Tim Research Phillip Sekuritas juga memaparkan, investor mengantisipasi rilis data Inflasi AS (CPI pada Rabu dan PPI pada Kamis) yang dapat mempengaruhi keputusan suku bunga Bank Sentral AS (Federal Reserve).

Investor berharap kedua data ini akan menambah banyak bukti Ekonomi AS sedang mengalami soft-landing sehingga memperkuat alasan bagi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga minggu depan.

Data inflasi IHK AS. (Sumber: Bloomberg)

“Investor mengharapkan adanya pemangkasan suku bunga acuan ketiga di tahun ini. Federal Reserve telah menurunkan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) dari level tertinggi dalam dua dekade sejak bulan September lalu untuk mengurangi tekanan pada pasar tenaga kerja yang sedang melambat, setelah berhasil membawa inflasi turun hampir mencapai target 2%,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, setelah rilis data inflasi Harga Konsumen Amerika Serikat, saat ini pasar menantikan data inflasi dari sisi produsen di November 2024 yang diperkirakan akan meningkat menjadi 2,60% yoy dari sebelumnya 2,40% yoy.

“ Kombinasi dua data inflasi baik dari sisi produsen maupun konsumen akan menjadi perhatian utama The Fed dalam merumuskan kebijakan suku bunga pada pertemuan minggu depan,” mengutip riset Phintraco.

Probabilitas Federal Funds Rate pada Rapat Desember 2024 (Sumber: CME FedWatch)

Dari sisi Analisis Teknikal, IHSG masih melanjutkan penguatan di Rabu kemarin. Akan tetapi pola-pola marubozu terhenti di dua hari. Hal ini mengindikasikan penurunan akumulasi jual, bahkan upper-shadow panjang di Rabu mulai mengindikasikan adanya aksi profit taking.

“Waspadai potensi pullback jangka pendek ke kisaran 7.400–7.450 dalam beberapa hari kedepan.”

Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi  KRAS, MAPI, ISAT, ENRG, JSMR, dan SMGR.

Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, penguatan IHSG mulai tertahan resisten MA-60 di 7.483.

“Untuk jangka pendek ada potensi koreksi sementara dengan support di 7.341 dan 7.251,” mengutip paparan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Kamis (12/12/2024).

Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, PANI, dan SILO.

(fad)

No more pages