Logo Bloomberg Technoz

Kenaikan ini membuat harga emas resmi naik 3 hari berturut–turut. Selama 3 hari tersebut, harga bertambah 3,2%.

Produk emas Antam Logam Mulai. (Dok logammulia.com)

Rilis data inflasi di Amerika Serikat (AS) menjadi pengerek harga emas. Walau laju inflasi terakselerasi, tetapi masih sesuai dengan ekspektasi.

Malam tadi waktu Indonesia, US Bureau of Labor Statistics mengumumkan terjadi inflasi 2,7% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada November. Sedikit lebih tinggi ketimbang Oktober yang sebesar 2,6% yoy.

Walau lebih tinggi, tetapi ini sejalan dengan perkiraan pasar. Tidak ada kejutan.

Sementara secara bulanan (month-to-month/mtm). laju inflasi November tercatat 0,3%. Juga lebih tinggi dibandingkan Oktober yang sebesar 0,2% mtm, tetapi sama dengan proyeksi pasar.

Sedangkan laju inflasi inti (core) pada November masing-masing adalah 0,3% mtm dan 3,3% yoy. Tidak berubah dibandingkan Oktober, dan sama dengan konsensus pasar.

Perkembangan ini membuat pasar makin yakin bahwa bank sentral Federal Reserve akan menurunkan suku bunga acuan dalam rapat 18 Desember mendatang. Mengutip CME FedWatch, kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25-2,5% mencapai 98,6%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun karena ikut menurunkan opportunity cost.

(aji)

No more pages