Arab Saudi telah delapan tahun menjalankan agenda transformasi multi-triliun dolar yang bertujuan untuk membebaskan ekonomi dari ketergantungannya pada petrodolar. Rencana ini mencakup lahirnya puluhan industri baru, serta modernisasi masyarakat dan membuka diri untuk pengunjung dari luar negeri.
Kerajaan Saudi telah berinvestasi besar-besaran dalam olahraga sebagai sarana untuk memajukan inisiatif-inisiatif tersebut, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, dan berharap acara-acara seperti Piala Dunia akan memberi energi pada populasi mudanya.
Namun, sejak awal, tawaran Arab Saudi untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 telah diwarnai kontroversi. Kelompok-kelompok advokasi seperti Amnesty International telah menyuarakan kekhawatiran mengenai eksploitatif tenaga kerja, dan dua senator AS menginginkan penolakan tawaran tersebut karena catatan hak asasi manusia Arab Saudi yang buruk.
Badan intelijen AS menganggap MBS bertanggung jawab atas pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, pada tahun 2018, seorang mantan pejabat istana kerajaan yang menjadi kritikus.
Menurut Elsborg, kerajaan ingin Piala Dunia mengalihkan perhatian dari isu-isu tersebut.
"Jangan mengabaikan sisi gelapnya: ini bukan tentang cinta pada permainan," katanya.
"Ini tentang menggunakan olahraga untuk mengalihkan perhatian dari catatan hak asasi manusia mereka yang mengerikan dan untuk mendapatkan legitimasi global."
Pemerintah Arab Saudi tidak menanggapi permintaan komentar.
Qatar, yang menyelenggarakan Piala Dunia pertama di Timur Tengah pada tahun 2022, menghadapi kritik serupa bahwa mereka terlibat dalam apa yang disebut "sportswashing" untuk mengalihkan perhatian dari catatan hak asasi manusianya.
Namun, acara tersebut dianggap sebagai kesuksesan olahraga, meningkatkan profil negara kecil di semenanjung itu di panggung dunia.
Arab Saudi berharap mendapatkan keuntungan yang lebih besar. MBS telah membangun hubungan dengan Presiden FIFA Gianni Infantino, yang telah lama mempromosikan negara tersebut sebagai calon tuan rumah Piala Dunia. Raksasa minyak Saudi, Aramco, telah menjadi sponsor utama acara-acara FIFA.
Pada akhirnya, Arab Saudi menjadi satu-satunya penawar untuk menjadi tuan rumah pada tahun 2034 setelah Australia mengundurkan diri.
(bbn)