Defisit Fiskal AS Bengkak, Rupiah Masih akan Tertekan Pasar SUN
Tim Riset Bloomberg Technoz
12 December 2024 07:30
Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan masih akan menghadapi tekanan pelemahan lanjutan dalam perdagangan di pasar spot hari ini, pasca data inflasi Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat (AS) masih menyisakan kekhawatiran sebagian pelaku pasar akan prospek bunga acuan Federal Reserve, bank sentral AS, ke depan.
Di sisi lain, kekhawatiran juga muncul dari rilis data defisit fiskal AS. Tadi malam, Pemerintah AS melansir Federal Budget Balance di mana angka defisit pada November lebih tinggi ketimbang ekspektasi pasar. Yakni sebesar US$366,8 miliar, lebih tinggi daripada bulan sebelumnya US$314 miliar dan melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan sebesar US$356,5 miliar.
Yield Treasury terus melanjutkan kenaikan di semua tenor di mana tenor panjang lebih banyak kenaikannya. Tenor 30Y naik 6,3 bps ke 4,48%, lalu tenor 10Y naik 4,5 bps kini di 4,27% dan tenor 2Y naik 1 bps ke 4,15%.
Sentimen bearish yang berlanjut di pasar Treasury membuat dolar AS jadi incaran. Indeks dolar AS ditutup naik 0,29% kemarin di kisaran 106,71.
Meski di pasar swap, para traders makin optimistis pekan depan The Fed akan memangkas bunga acuan dengan probabilitas 98,6%, akan tetapi data inflasi CPI kemarin juga memberikan peringatan.