Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) jatuh pada perdagangan kemarin.
Pada Rabu (11/12/2024), harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman Februari ditutup di MYR 4.855/ton. Anjlok 1,94% dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak 27 November atau sekira 2 pekan terakhir.
Perkembangan harga minyak nabati lainnya menjadi pemberat laju harga CPO. Kemarin, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) terpangkas 1,12%.
Sementara harga minyak biji bunga matahari berkurang 0,26%. Sedangkan harga minyak rapeseed minus 0,32%.
Saat harga minyak nabati pesaing lebih murah, maka keuntungan untuk beralih ke CPO menjadi berkurang. Sebab, berbagai komoditas tersebut bisa saling menggantikan.
Selain itu, harga CPO juga masih diselimuti risiko ambil untung (profit taking). Maklum, harga memang sudah naik sangat tinggi.
Sepanjang 2024 (year-to-date/ytd), harga CPO meroket 30,48%. Jadi keuntungan yang bisa didapat memang tidak main-main. Ini membuat CPO selalu dibayangi tekanan jual sehingga harga berisiko turun.

Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih bertahan di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 53,47. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Kemudian indikator Stochastic RSI ada di 70,32. Memang menghuni area beli (long), tetapi makin mendekati titik jenuh alias overbought.
Oleh karena itu, bukan tidak mungkin harga CPO masih tertekan. Sepertinya harga akan menguji Moving Average (MA) 50 di MYR 4.819/ton.
Adapun target resisten terdekat adalah MYR 5.025/ton. Jika tertembus, maka harga CPO berpotensi naik lagi menuju MYR 5.050/ton.
(aji)