Logo Bloomberg Technoz

BKPM Sebut Hilirisasi Nikel RI Bakal Kedatangan Investor Baru

Mis Fransiska Dewi
11 December 2024 17:20

Kompleks pengolahan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Selasa (7/3/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Kompleks pengolahan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Selasa (7/3/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Menteri Hilirisasi dan Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan sejumlah investor asing menyatakan akan berinvestasi dalam proses penghiliran atau hilirisasi khususnya di sektor nikel. 

Pemerintah juga akan mendorong hilirisasi nikel hingga ke tahap barang jadi, tidak sekadar berhenti di investasi smelter.

“Kita sudah bicara dengan beberapa investor luar negeri terutama dan mereka sudah ada yang berinvestasi di tahapan selanjutnya. Kita juga sedang memobilisasi untuk sampai pada tahapan EV [electric vehicle] battery. Harapannya juga sampai kepada electric car ya,” kata Rosan di sela kegiatan Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2024, Rabu (11/12/2024).

Menurut Rosan, target memproduksi mobil listrik bukan tanpa alasan. Toh, Indonesia Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 42% dari total cadangan dunia. Indonesia memang berambisi menjadi pemain kunci dalam rantai pasok industri baterai; mengingat posisinya sebagai pemilik cadangan bahan baku—berupa nikel — terbesar di dunia.

“Untuk hilirisasi yang lengkap itu saja, membutuhkan usaha yang tidak sedikit. Baik dari segi pendanaan, dari segi teknologi, dari segi sumber daya manusia. Nah, ini 3 PR [pekerjaan rumah] yang kita juga melihat secara keseluruhan,” ujar Rosan. 

Perangkat Pendaur Ulang Baterai Milik Redwood Materials, Berisi Foil Tembaga.