Logo Bloomberg Technoz

Ekonom: PPN Harusnya Cuma untuk Produk Akhir, Bukan Semua Lini

Dovana Hasiana
11 December 2024 13:50

Konsumen berbelanja di supermarket./Bloomberg-Natalie Naccache
Konsumen berbelanja di supermarket./Bloomberg-Natalie Naccache

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menilai penerapan pajak pertambahan nilai (PPN) di Indonesia harusnya hanya berlaku pada produk akhir, alih-alih pada setiap rantai pasok atau supply chain.

Sebab, Aviliani mengatakan, konsumen justru akan lebih memilih untuk mengimpor barang dibanding terkena tarif PPN yang besar pada lini produksi.

"Harusnya produk akhir saja, kalau sekarang kan di semua lini kena. Jadi orang lebih baik impor saja, supaya tidak kena PPN yang besar," ujar Aviliani kepada Bloomberg Technoz, dikutip Rabu (11/12/2024).

Sementara itu, terkait penerapan PPN dengan skema multitarif, di mana dikenakan tarif 12% hanya pada barang mewah, berpotensi memicu kenaikan barang-barang lainnya. Namun, Aviliani menggarisbawahi kelas menengah lebih dibebani dari sisi pendapatan dibandingkan penerapan PPN.

"Kalau harga berapa pun, tetapi tidak punya pendapatan berarti tidak punya konsumsi. Hal yang ditakutkan yang tadinya mampu jadi tidak mampu," ujarnya.