Logo Bloomberg Technoz

Sejumlah saham juga menjadi pendukung kenaikan IHSG pada perdagangan Sesi I siang hari ini. Saham-saham properti, saham energi, dan saham infrastruktur mencatatkan kenaikan yang tinggi, dengan masing-masing menguat 1,46%, 1,10% dan 0,49%.

Menguatnya IHSG merupakan efek secara langsung dari kenaikan sejumlah saham Big Caps seraya menyambut window dressing.

Berikut diantaranya berdasarkan data Bloomberg, Rabu (11/12/2024).

  1. Bayan Resources (BYAN) menyumbang 14,59 poin
  2. Telkom Indonesia (TLKM) menyumbang 9,03 poin
  3. Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) menyumbang 7,73 poin
  4. Dian Swastatika Sentosa (DSSA) menyumbang 6,47 poin
  5. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menyumbang 5,21 poin
  6. Chandra Asri Pacific (TPIA) menyumbang 4,54 poin
  7. Barito Renewables Energy (BREN) menyumbang 3,74 poin
  8. Bank Central Asia (BBCA) menyumbang 3,24 poin
  9. Bank Mandiri (BMRI) menyumbang 2,19 poin
  10. Bank Negara Indonesia (BBNI) menyumbang 0,87 poin

Adapun saham-saham properti juga jadi pendorong penguatan IHSG, saham PT Metro Realty Tbk (MTSM) melesat 10%, saham PT Kota Satu Properti  Tbk (SATU) menguat 9,82%, dan saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) juga melejit dengan kenaikan 2,54%.

Disusul oleh penguatan saham energi, saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) yang menguat 14,2%, saham PT Petrosea Tbk (PTRO) melesat 4,14%, dan saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang mencetak kenaikan 3,77%.

Sambut Window Dressing, Saham Bank Jadi Pilihan Analis

Jelang tutup tahun, pasar keuangan biasanya memasuki periode yang disebut window dressing. Ini adalah strategi untuk ‘mempercantik’ portofolio dengan aset-aset yang dianggap bagus, stabil, dan menguntungkan.

Sinyal window dressing pun sudah terasa. Analis Indo Premier Sekuritas Dimas Krisna Ramadhani memaparkan, investor asing sudah masuk dan mencatatkan akumulasi beli bersih (net buy) sejak pekan pertama Desember.

“Aliran dana asing yang masuk ke IHSG terakhir terjadi pada awal November, yang artinya selama November investor asing konsisten melakukan distribusi di saham-saham IHSG dan saat ini sudah kembali melakukan pembelian,” kata Dimas, kemarin.

Data Historis Saham BBNI Selalu Menguat pada Desember (Bloomberg Seasonality)

Analis CGS International Handy Noverdanius memiliki pandangan serupa, terutama untuk saham empat bank besar yaitu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Menurut Handy, posisi saham-saham bank tersebut membuka peluang rebound lebih besar yang juga diikuti oleh kembalinya aliran dana investor asing. Terlebih, jika sentimen positif seperti stabilisasi kurs rupiah terkonfirmasi.

“Sentimen positif di bursa saham domestik akan memicu masuknya kembali aliran dana asing, yang kami yakini akan sangat menguntungkan saham bank besar,” kata Handy. Dia menjadikan saham BBRI, BRIS, dan juga BBNI sebagai top picks utama saat ini.

Saham BBNI Jadi Salah Satu Pilihan

Ya, salah satu sektoral saham yang menjadi incaran saat window dressing adalah perbankan. Tidak heran karena industri perbankan dinilai sudah matang dan masih menjanjikan keuntungan.

Menurut riset CGS, BBNI menjadi saham yang layak diperhatikan. Siang hari ini, harga saham BBNI tengah berada di harga Rp5.125/saham. Menguat 0,49% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.

Saham BBNI pada Rabu 11 Desember 2024 (Bloomberg)

Kemarin, harga saham BBNI ditutup di Rp5.100/saham. Juga melesat 2% di tren positif dibandingkan penutupan sebelumnya.

CGS memperkirakan target harga saham BBNI ada di Rp6.500/saham. Artinya, ada potensi kenaikan lebih dari 27% dari posisi harga saat ini.

“BBNI telah menunjukkan kemajuan transformasi yang baik di bawah manajemen baru. Porsi debitur top-tier meningkat secara konsisten,” sebut riset CGS.

Selain itu, lanjut riset CGS, ada kemungkinan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan lebih cepat dari perkiraan. Langkah ini bisa membantu menurunkan biaya dana, biaya kredit, dan mendongkrak profitabilitas ke depan.

Adapun konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 37 Analis menunjukkan nyaris seluruhnya menempatkan BBNI di posisi Buy/ beli saham BBNI.

Terdapat 33 Analis (Sejumlah 89,19%) Analis yang menyatakan demikian.

Sementara dari konsensus yang sama menyatakan bahwa target harga saham BBNI dalam 12 bulan ke depan bisa mencapai Rp6.418/saham. Artinya adalah potensi cuan nyaris 26%.

(fad/aji)

No more pages