Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Darmawan Junaidi mengakui bahwa tahun ini bukan periode yang mudah bagi kinerja sektor perbankan Indonesia.
Darmawan mengatakan hal ini terjadi karena industri perbankan di Tanah Air berhadapan dengan tingkat suku bunga yang tinggi, meskipun Bank Indonesia (BI) sempat menurunkan dan menahan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 6%.
"Walaupun sudah mulai ada penurunan suku bunga benchmark [acuan], tetapi secara efektif bunga di pasar ini masih belum turun," ujar Darmawan dalam Bisnis Indonesia Economic Outlook, dikutip Rabu (11/12/2024).
Menurut Darmawan, tren suku bunga tinggi itu juga merupakan respons atas tantangan perekonomian dari tingkat domestik hingga global yang juga memengaruhi kondisi likuiditas perbankan. Dalam kaitan itu, Darmawan menilai posisi likuditas perbankan, terutama di pasar domestik masih cukup ketat.
"Memang berbagai hal yang kita lihat tantangan tidak hanya secara domestik, tetapi juga secara global membuat likiduitas di perbankan, terutama di pasar domestik ini masih cukup ketat," ujarnya.
Sekadar catatan, kondisi likuiditas salah satunya tercermin dari rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR).
Berdasarkan data lima perbankan besar yang dirangkum Bloomberg Technoz per kuartal I-2024, LDR PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tercatat paling rendah yakni di kisaran 71%. Disusul kemudian oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang memiliki LDR 83,38%.
Selanjutnya, LDR PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berada di urutan ketiga paling rendah yakni di kisaran 84,9%. Kemudian, LDR PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI yang sudah mencapai 89%. Terakhir, LDR PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN cukup memprihantinkan karena sudah berada di kisaran 96%.
Sebagai informasi, kondisi LDR yang tinggi menunjukkan kondisi likuiditas suatu bank makin ketat. Sebaliknya, jika LDR tercatat dalam level yang rendah, maka singkatnya likuiditas suatu bank berada pada kondisi yang makin longgar.
Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2024, LDR bank umum tercatat berada di kisaran 84,05%. Besaran tersebut terekam mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Februari 2023, yang berada di angka 79,80%.
Dalam kesempatan yang sama, Darmawan memproyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) saat ini masih berada di kisaran 5% hingga 2024.
"Sementara kalau kita lihat proyeksi tahun depan dengan asumsi tidak banyak perubahan, dieskalasi dengan aktivitas ekonomi yang sudah berjalan, kita melihat peluang untuk tumbuh sampai dengan 5,2% [pada 2025]," ujarnya.
(dov/lav)