Efek Trump: Industri Baterai EV Gigit Jari, Batu Bara Kian Dicari
Mis Fransiska Dewi
11 December 2024 10:30
Bloomberg Technoz, Jakarta – Pertumbuhan permintaan baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) global dalam empat tahun ke depan dinilai rawan terhambat kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang cenderung lebih pro energi fosil.
Indonesia, padahal, merupakan salah satu negara yang berambisi menjadi pemain kunci dalam rantai pasok industri baterai; mengingat posisinya sebagai pemilik cadangan bahan baku—berupa nikel — terbesar di dunia.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tri Winarno mengatakan permintaan baterai EV ke depan kemungkinan tidak akan eksponensial, berbanding terbalik dengan batu bara yang masih akan banyak dicari sebagai sumber energi.
Menurut pandangan pribadinya, kembalinya Trump sebagai Presiden ke-47 AS menghidupkan kembali kebijakan yang cenderung mendukung penggunaan energi fosil, seperti sektor minyak dan gas bumi (migas) serta batu bara.
Dugaan tersebut kian menguat setelah Trump memilih Chris Wright sebagai Menteri Energi AS. Wright dikenal lebih pro terhadap energ fosil alih-alih menggencarkan program transisi energi.