Logo Bloomberg Technoz

Kontrak berjangka Australia dan Jepang mencatatkan tren turun. Saham Korea mengalami perbaikan tercermin dari Indeks Kospi yang naik 1,5%. Pasar saham Hong Kong dan daratan China masih ditutup liburan Tahun Baru Imlek. 

Pergerakan Indeks S&P500 dan Nasdaq100 (Dok Bloomberg)

Yield 10 tahunan Australia dan Selandia Baru bergerak lebih rendah 10 bps. Selandia Baru melaporkan inflasi tahunan stagnan di level 7,2% pada kuartal IV-2022, masih sesuai dengan perkiraan.

Kabar dari China menunjukkan kenaikan 8,7% produksi batu bara, seiring dengan ekspektasi ekspansi dalam peningkatan kapasitas, utamanya di provinsi Shanxi, sebagai daerah produsen terbesar emas hitam di negeri Tirai Bambu.

Pergerakan mata uang Australia menguat, sementara yang terjadi di Selandia Baru justru sebaliknya. Hasil ini dipercaya dapat menjaga tekanan pada bank sentral kedua negara untuk mempertahankan kebijakan dalam memerangi inflasi.

Pasar saham akan merespon data inflasi Australia yang akan dirilis hari ini (25/1/2023). Namun mayoritas pelaku pasar percaya ini merupakan akhir dari siklus kenaikan suku bunga acuan RBA.

Sentimen global datang dari aktivitas ekonomi AS yang terkontraksi selama tujuh bulan. Selama ini laju bisnis termonitor lebih moderat.

Data S&P Global Purchasing Managers Index (PMI) menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya meskipun aktivitas masih mengalami kontraksi.

(bbn)

No more pages