Logo Bloomberg Technoz

Dalam keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir, The Fed memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps ke level 5% - 5,25%.

Jerome Powell menyatakan, data inflasi, pasar tenaga kerja, dan tingkat kredit akan jadi faktor utama penentu kebijakan di masa yang akan mendatang. Powell juga memberi informasi bahwa ketidakpastian perekonomian juga masih terjadi.

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, meskipun awalnya investor menyambut baik kemungkinan jeda (Pause) kenaikan suku bunga, tingkat kepercayaan investor mulai goyah setelah Powell dalam keterangan persnya mengklarifikasi bahwa inflasi masih akan menjadi perhatian utama, dan terlalu awal untuk menyimpulkan bahwa siklus kenaikan suku bunga sudah berakhir.

“Ditambah lagi, investor khawatir guncangan pada sektor perbankan AS mungkin akan memicu pengurangan penyaluran kredit perbankan kepada dunia usaha sehingga akan memperbesar tekanan pada aktivitas ekonomi,” jelasnya.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG ditutup menguat 0,5% ke 6.844 pada perdagangan kemarin, sehingga penguatan yang terjadi diperkirakan akan cenderung terbatas untuk menguji rentang area 6.855 - 6.897 terlebih dahulu.

“Selama IHSG belum mampu menembus 6.971 sebagai resistancenya, maka IHSG rawan terkoreksi kembali ke rentang area 6.673 - 6.705,” jelas Herditya dalam riset harian yang diterbitkannya Jumat (5/5/2023).

Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, ASII, ASSA, BRPT, dan MYOR. 

Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan kemarin IHSG ditutup menguat. Tetapi, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp121 miliar di reguler market.

Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung melemah dengan resistance 6.850 - 6.869, dan support 6.832 - 6.800. Dengan saham rekomendasinya ialah BMRI, PTBA, INTP, HMSP, INKP, dan ADRO.

(fad/dhf)

No more pages