Bahkan Jerman sampai-sampai harus menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara karena minimnya pasokan dari pembangkit tenaga angin. Langkah ini harus ditempuh karena permintaan listrik meningkat saat musim dingin.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih terjebak di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 19,41.
RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish. Bahkan kalau sudah di bawah 30. maka artinya sudah jenuh jual (oversold).
Hawa oversold makin terasa dengan indikator Stochastic RSI yang sudah menyentuh angka 0. Paling rendah, sangat jenuh jual.
Dengan begitu, sejatinya harga batu bara berpeluang bangkit. Target resisten terdekat adalah US$ 137/ton yang merupakan Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MA-20 di US$ 139/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target support terdekat adalah US$ 129/ton. Penembusan di titik ini bisa menyeret harga batu bara turun lagi menuju US$ 127/ton.
(aji)