Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengklaim telah menyiapkan sejumlah cara untuk menekan potensi banjir besar di wilayah ibu kota. Salah satunya pelaksanaan modifikasi cuaca yang menghabiskan dana Rp4,3 miliar untuk mencegah hujan dengan intensitas di atas 100 mm/hari turun di wilayah perkotaan.
Meski demikian, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi mengatakan, masyarakat tetap harus berhati-hati dan mengantisipasi terjadinya banjir rutin tiap musim hujan di ibu kota.
Bahkan, dia berencana untuk mengeluarkan imbauan untuk pelaksanaan kerja dari rumah atau work from home, dan pembelajaran jarak jauh atau daring saat terjadi banjir.
"Misalnya terjadi banjir di hari weekday [hari kerja], kami juga mungkin akan mempertimbangkan mengeluarkan atau menerbitkan kebijakan WFH," kata Teguh, Selasa (10/12/2024).
Menurut dia, sasaran utama kebijakan tersebut sebenarnya anak-anak sekolah agar tak terdampak banjir. Di internal, Pemprov DKI Jakarta juga akan meminta para ASN-nya untuk bekerja dari rumah.
Dia pun berharap kebijakan serupa bisa dikeluarkan dan diterapkan lembaga pemerintah lainnya yang memiliki kantor di wilayah DKI Jakarta.
"Karena banjir di weekdays resikonya dan dampaknya berbeda dengan banjir di saat weekend," kata dia.
Pemprov DKI Jakarta sendiri sudah menyiapkan dana Rp4,3 miliar untuk melakukan modifikasi cuaca sepanjang musim hujan hingga awal 2025. Hal ini dilakukan sebagai salah satu langkah antisipasi mencegah terjadinya banjir akibat tingginya intensitas hujan di wilayah perkotaan.
Teguh mengatakan, Pemprov bersiap merogoh anggaran lebih dalam untuk kembali melakukan modifikasi cuaca. Hal ini dilakukan dengan menggunakan anggaran belanja tak terduga (BTT) usai dana Rp4,3 miliar habis.
"Kami siapkan kurang lebih Rp4,3 miliar; kalau itu habis, kami sudah siap dengan menggunakan dana BTT. Tapi, sekali lagi karena dana BTT maka kami harus mengeluarkan status kondisi darurat [untuk bisa menggunakannya]," ujar Teguh.
(red/frg)