Selain itu, pengguna juga dapat menghasilkan uang dengan mengecek aplikasi setiap hari selama seminggu, dan dengan menggulir 10 item TikTok Shop sebanyak lima kali per pekan. Mereka yang mengklik penawaran terbatas tersebut juga bisa mendapatkan kupon tambahan senilai US$80 untuk dibelanjakan setelah melakukan pembelian di TikTok Shop.
Meski demikian, TikTok tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Aplikasi ini, yang dimiliki oleh ByteDance Ltd. yang berbasis di China, telah berupaya untuk meningkatkan waktu yang dihabiskan pengguna dan mengembangkan kebiasaan berbelanja menjelang kemungkinan pelarangannya.
Awal tahun ini, dalam sebuah langkah terpisah untuk menjaring pengguna baru, TikTok mulai mewajibkan orang untuk mengunduh aplikasi jika mereka ingin menonton video TikTok yang dibagikan orang lain.
Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang pada bulan April 2024 yang mengharuskan ByteDance untuk menjual aplikasi kepada pemilik Amerika. Hal ini harus dilaksanakan sebelum 19 Januari 2025 dengan dalihkeamanan nasional, atau TikTok akan resmi dilarang di wilayah AS.
Hambatan regulasi tidak banyak membantu memperlambat rencana pertumbuhan ByteDance. Bloomberg, pada Januari 2024, mencatat perusahaan ini telah menargetkan untuk meningkatkan volume barang dagangan yang dijual di aplikasi melalui TikTok Shop sepuluh kali lipat, menjadi US$17,5 miliar.
ByteDance pun terus meningkatkan ambisinya sejak saat itu. TikTok Shop meningkatkan penjualan di Amerika Serikat hingga tiga kali lipat menjadi lebih dari US$100 juta pada Black Friday.
(bbn)