"Sentimen positif di bursa saham domestik akan memicu masuknya kembali aliran dana asing, yang kami yakini akan sangat menguntungkan saham bank besar," kata Handy. Dia menjadikan saham BBRI, BRIS, dan BBNI sebagai top picks utama saat ini.
Saham BBNI Jadi Salah Satu Pilihan
Ya, salah satu sektor saham yang menjadi incaran saat window dressing adalah perbankan. Tidak heran karena industri perbankan dinilai sudah matang dan masih menjanjikan keuntungan.
Menurut riset CGS, BBNI menjadi saham yang layak diperhatikan. Hari ini, harga saham BBNI ditutup di Rp 5.100. Melesat 2% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
CGS memperkirakan target harga saham BBNI ada di Rp 6.500. Artinya, ada potensi kenaikan lebih dari 27% dari posisi saat ini.
“BBNI telah menunjukkan kemajuan transformasi yang baik di bawah manajemen baru. Porsi debitur top-tier meningkat secara konsisten,” sebut riset CGS.
Selain itu, lanjut riset CGS, ada kemungkinan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan lebih cepat dari perkiraan. Langkah ini bisa membantu menurunkan biaya dana, biaya kredit, dan mendongkrak profitabilitas ke depan.
Adapun konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 37 analis menunjukkan bahwa hampir seluruhnya menempatkan BBNI di posisi beli (buy). Ada 33 analis (89,19%) analis yang menyatakan demikian.
Sementara dari konsensus yang sama menyatakan bahwa target harga saham BBNI dalam 12 bulan ke depan bisa mencapai Rp 6.418,78. Artinya adalah potensi cuan hampir 26%.
Peluang menuju ke target tersebut memang cukup nyata. Dalam seminggu terakhir, harga saham BBNI sudah melonjak 6,25%. Selama sebulan ke belakang, harga naik 2,2%.
Sedangkan dari sisi kinerja, proyeksi Bloomberg memperkirakan laba bersih BBNI pada 2024 adalah Rp 22,12 triliun. Tumbuh 5,81% dibandingkan 2023.
Kemudian laba bersih BBNI diperkirakan bisa mencapai Rp 25,08 triliun pada 2025. Dibandingkan dengan perkiraan laba 2024, terjadi lonjakan 13,39%.