Yang terang, JSMR tidak menghabiskan dana hasil pembayaran divestasi MBZ seluruhnya untuk bayar utang. "Tidak semua [untuk bayar utang]," tegas Subekti.
Prospek JSMR
Analis BRI-Danareksa Sekuritas Richard Jerry mengatakan, berdasarkan hasil pertemuan dengan manajemen, JSMR menargetkan penurunan gearing ratio hingga di kisaran level dua kali tahun depan.
Di sisi lain, JSMR tengah membutuhkan dana setidaknya lima proyek tol.
"Kami perkirakan JSMR butuh belanja modal (capex) Rp 7 triliun tahun depan," ujar Richard dalam riset.
"Kami juga mendapat informasi JSMR akan menerbitkan obligasi baru, namun tetap masih memantau perkembangan tingkat suku bunga, yang mana saat ini bunga pinjaman lebih murah dibanding obligasi."
Richard memasang sikap bullish untuk saham JSMR, mempertimbangkan prospek pendapatan ke depan dan kenaikan tarif tol. Dia merekomendasikan buy untuk saham JSMR dengan target harga Rp6.200/saham.
Namun, Richard memberikan catatan, prospek JSMR bisa saja kurang menarik jika ada skenario arahan pemerintah kepada JSMR untuk mengakuisisi tol yang tidak menguntungkan.
Skenario kedua, jika JSMR diminta melakukan percepatan pembangunan proyek tol yang berujung pada kenaikan capex dan utang.
(dhf)