Pemerintah akhirnya memutuskan memenangkan nilai penjualan sebesar Rp22 triliun, sesuai target indikatif, mengindikasikan kenaikan nilai penerbitan sebesar 8,37% dibanding lelang sebelumnya.
Penerbitan SUN dalam lelang hari ini kebanyakan untuk seri yang banyak diminati yaitu FR0103 dan FR0104, masing-masing dimenangkan sebanyak Rp11,15 triliun dan Rp6,70 triliun.
Permintaan imbal hasil dalam lelang juga terindikasi lebih tinggi di mana untuk seri favorit FR0103, para investor meminta yield 6,98%-7,19%. Kisaran itu lebih tinggi dibanding lelang sebelumnya 6,98%-7,13%. Adapun untuk seri FR0104, kisaran yield diminta mencapai 6,82%-7,05%, dari tadinya di kisaran 6,77%-6,98%.
Dua seri itu akhirnya dimenangkan di yield rata-rata tertimbang (WAY) sebesar 6,86% untuk FR0104 dan 7,03% untuk FR0103. Level itu tidak terlalu jauh dari WAY dalam lelang sebelumnya untuk seri yang sama.
Lelang SUN hari ini menjadi bagian dari strategi prapendanaan tahun 2025 dan merupakan penerbitan SUN pertama dari empat rangkaian lelang prapendanaan yang meliputi lelang SUN hari ini, lelang INDON bulan November, dan dua kali lelang SBSN.
Kementerian Keuangan telah memperoleh Rp73,76 triliun, terdiri atas US$2,75 miliar dan Rp30 triliun untuk prapendanaan APBN 2025, lebih tinggi sekitar 88,78% dibandingkan prapendanaan tahun 2024 sebesar Rp 39,07 triliun, menurut catatan Mega Capital Sekuritas.
"Kami memperkirakan Kementerian Keuangan akan mengadakan satu lagi lelang SBSN untuk prapendanaan tahun 2025 pada minggu depan," kata tim analis Mega Capital Sekuritas, termasuk Lionel Priyadi, Muhammad Haikal dan Nanda Rahmawati dalam catatannya usai lelang.
Bila ditambah penjualan sukuk ritel seri ST013 sebesar Rp20,4 triliun, sepanjang 2024 ini Pemerintah telah menerbitkan (gross issuance) Surat Berharga Negara senilai Rp1.056,72 triliun. Lebih tinggi ketimbang proyeksi Kemenkeu yang ditetapkan di kisaran Rp1.012,75 triliun.
(rui/aji)